Mohon tunggu...
Kemal Jam
Kemal Jam Mohon Tunggu... Freelancer - Belajar Menulis dan Mengamati sekitar.

Mengamati apa yang nampak, dan menggali apa yang tak nampak. Kontak langsung dengan saya di k3malj4m@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Yuk Intip Cara Bank Indonesia Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan

1 Juni 2019   08:30 Diperbarui: 1 Juni 2019   08:45 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Mohamad Trilaksono dari Pixabay 

Tetapi saat perekonomian lesu, kepastian pendapatan menurun berakibat banyak yang gagal bayar. Akhirnya propertinya disita. Karena banyaknya aset properti yang dijual serentak untuk menutupi rugi kredit macet, harganya menurun drastis, mengakibatkan kerugian yang besar hingga bangkrut.

Lalu apa pengaruhnya sampai terjadi krisis? Kita ketahui bersama bahwa yang menyimpan uang di bank tidak hanya perorangan tetapi juga korporasi. 

Sehingga bila bank tidak bisa membayar kewajibannya pada nasabah, maknanya korporasi juga ikut kehilangan dananya dari kebangkrutan itu, sehingga bila modal yang hilang sangat besar dapat menjadikan korporasi ikut bangkrut. 

Selain itu perlu diketahui bahwa antar bank juga bisa saling pinjam meminjam uang yang dikenal dengan Pasar Uang Antar Bank (PUAB). Artinya salah satu bangkrut berpotensi menyeret kebangkrutan lainnya.

Apabila banyak bank dan perusahaan skala besar bangkrut, kekacauan apa yang bisa terjadi? Apalagi masyarakat global sekarang sangat mudah adanya pendanaan lintas negara, kebangkrutan bisa berpengaruh ke negara-negara lain.

Dari peristiwa di atas bisa diambil pelajaran bagaimana terjadinya krisis keuangan, antara lain:

Adanya karakter sistem keuangan yang saling terhubung (interkonektivitas) antar pelaku sistem keuangan. Bank dengan bank selainnya, bank dengan korporasi.

Terkonsentrasinya investasi pada sektor tertentu (kasus ini properti) sehingga saat sektor itu melesu berdampak sangat besar pada sistem keuangan.

Praktek pelaku jasa keuangan yang kurang berhati-hati dalam pengelolaan, khususnya pemberian kredit.

Perilaku terlalu berani ambil resiko, baik pelaku bisnis maupun konsumen. Misal DP rumah sangat rendah. Akhirnya mendorong orang mudah memutuskan pembelian tetapi beban kerdit yang memberatkan, sehingga meningkatkan resiko gagal bayar.

Baik atau buruknya kondisi perekonomian suatu negara juga mempengaruhi sistem keuangan

Cara Menghadapi Resiko Krisis Keuangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun