Secara umum untuk mencegah terjadinya krisis semacam itu dibutuhkan ada yang mengawasi aliran pendanaan lembaga keuangan. Lalu perlu juga mengendalikan bagaimana praktek sistem pembayaran agar mengurangi resiko. Selain itu mengetahui pengaruh keadaan ekonomi baik nasional maupun global terhadap resiko terjadinya krisis keuangan, dll.
Dari pembagian bidang kebijakan ekonomi yang ada belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan itu. Pemerintah yang memegang otoritas fiskal terfokus pada pengaturan pengeluaran negara dan pajak, selain itu juga kementrian-kementrian yang menangani sektor riil, tentu tidak langsung berhubungan dengan kebutuhan di atas.Â
Sedangkan kebijakan moneter yang sudah dimiliki BI, berorientasi menjaga kestabilan ekonomi melalui menjaga nilai tukar (inflasi). Demkian juga dalam mikropredential yang dimiliki Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berfokus pada kesehatan dari suatu lembaga keuangan tanpa melihat pengaruhnya pada lembaga lain dan sistem keuangan lainnya.
Maka dari itu adanya kewenangan kebijakan makroprudensial yang diberikan kepada BI untuk melakukan pemantauan dan pengaturan hal ini. Dengan adanya kewenangan tersebut pada BI, negri kita dapat lebih siap dalam mengantisipasi dan menghadapi krisis keuangan.
Kerangka Kebijakan Makroprudensial BI
BI memiliki kerangka kebijakan makroprudensial yang fokus untuk mendorong terpeliharanya stabilitas sistem keuangan yang diwujudkan melalui 4 hal, yaitu: (1) Resiko sistemik yang teridentifikasi sejak dini dan terminimalisisr; (2) Meminimalkan potensi risiko sistemik akibat perilaku ambil risiko yang berlebihan sehingga mendukung fungsi intermediasi yang seimbang dan berkualitas; (3) Sistem keuangan yang efisien; (4) Akses keuangan dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang meningkat, untuk mengurangi konsentrasi keuangan hanya pada korporasi dan kelompok masyarakat tertentu.
Strategi Opersioan BI mewujudkan Kerangka Kebijakan Makroprudensial
Ilustrasi tentang mencoba menjaga rumah kita dari gangguan pencuri berikut akan memudahkan kita memahami strategi operasional BI. Untuk pengamanan rumah dari pencuri kita akan menganalisis kira-kira gangguan apasaja yang berpotensi  terjadi, atau yang diprediksi akan terjadi.Â
Misal belakangan ada kejadian rumah tetangga disantroni maling dengan memecah kaca, atau menjelang lebaran seringkali meningkat kasus pencurian dan perampokan, dll.Â
Selanjutnya kita menganalisis kira-kira kerentanan apa saja yang ada pada kondisi rumah kita saat ini, apakah kacanya tidak ada teralisnya, atau gemboknya sudah tua, ataukah barang-barang berharga yang tidak tersimpan dengan baik.Â
Mungkin dari sana kita akan mengambil pengawasan dan pencegahan seseuai kerentanan-kerentanan yang dapat dimanfaatkan oleh gangguan tersebut.Â
Bahkan jika kita bertindak lebih jauh, kita akan membuat membuat rencana-recana alternatif dan skenario apabila pencuri benar-benar memasuki rumah, mulai dari alarm, tombol rahasia menghubungi keamanan, kamera tersembunyi, menyiapkan senjata, anjing penjaga, dll.