Mohon tunggu...
KEMAL ARKAN IMRON
KEMAL ARKAN IMRON Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercubuana

Nama : Kemal Arkan Imron, NIM :41521010030, Program Studi : Teknik Informatika, Fakultas : Ilmu Komputer, Dosen Pengampu : Prof Dr Apollo, M.Si.Ak,CA,CIBV,CIBV, CIBG Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik. Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Panopticon Jeremy Bentham & Kejahatan Struktural Giddens Athony

31 Mei 2023   22:34 Diperbarui: 31 Mei 2023   22:34 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi | Quote Jeremy Bentham

1. Ketidaktahuan individu tentang kapan mereka diawasi:

   Dalam Panopticon, individu yang berada dalam sel atau ruang yang terbuka tidak tahu kapan tepatnya mereka diawasi. Mereka menyadari bahwa mereka selalu berpotensi diawasi, tetapi tidak dapat memastikan apakah pengawas sedang mengamatinya pada saat tertentu. Kekuatan pengawasan terletak pada rasa ketidaktahuan ini, yang menciptakan kekhawatiran dan kepatuhan pada individu.

2. Pengawas yang dapat melihat tanpa bisa dilihat:

   Struktur Panopticon memungkinkan pengawas untuk melihat tahanan atau individu yang diamati tanpa terlihat oleh mereka. Jendela-jendela di menara pengawas memungkinkan pandangan yang tidak terhalang, sementara individu yang diawasi tidak dapat melihat pengawas dengan jelas. Hal ini menciptakan ketidakpastian dan rasa pengawasan konstan yang memengaruhi tingkah laku individu.

Dalam konteks ini, individu dalam Panopticon merasa terus-menerus diawasi, bahkan jika pengawasan sebenarnya tidak selalu dilakukan. Mereka tidak tahu kapan tepatnya pengawasan terjadi, sehingga mereka cenderung mematuhi norma-norma yang diberlakukan dan berperilaku sesuai dengan harapan yang ada. Konsekuensinya, individu menginternalisasi norma dan aturan sosial, mengontrol perilaku mereka sendiri, dan menjadi lebih patuh pada otoritas yang ada.

Prinsip dasar Panopticon ini mencerminkan pentingnya pengawasan dan kekuasaan dalam masyarakat modern. Meskipun Panopticon awalnya dikonsepkan sebagai struktur penjara, prinsip pengawasan tak terlihat yang mempengaruhi perilaku individu dapat diterapkan dalam berbagai konteks, termasuk surveilans massal, media sosial, dan tempat kerja. Aplikasi pemikiran Panopticon ini menggambarkan bagaimana kehadiran teknologi dan sistem pengawasan modern dapat menciptakan rasa pengawasan konstan yang memengaruhi tingkah laku individu.

Prinsip dasar di balik Panopticon adalah menghasilkan efek pemantauan tak terlihat. Tahanan menjadi sadar bahwa mereka selalu bisa diawasi, dan karena rasa pengawasan yang konstan ini, mereka memperoleh kepatuhan dan kendali diri. Dalam konteks Panopticon, individu lebih mungkin mematuhi norma dan aturan yang diberlakukan oleh institusi atau masyarakat.

Meskipun Panopticon awalnya dikonsepkan sebagai struktur penjara, ide-ide yang mendasarinya telah diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk surveilans, pengawasan di tempat kerja, dan teknologi modern seperti media sosial. Konsep Panopticon memberikan pemahaman penting tentang pengaruh pengawasan dan kekuasaan dalam masyarakat modern.

Mengapa Panopticon Bermanfaat Untuk Mendisiplinkan Orang?

Kekuatan Panoptikon dalam Pengendalian dan Disiplin

Panoptikon adalah konsep yang dikembangkan oleh filsuf dan teoretikus sosial Michel Foucault. Konsep ini memiliki pengaruh yang kuat dalam memahami bagaimana kekuasaan dan pengendalian dapat dilaksanakan dalam masyarakat. Panoptikon adalah sebuah desain arsitektur penjara yang diciptakan oleh Jeremy Bentham pada abad ke-18, tetapi Foucault menggunakan konsep ini untuk menggambarkan cara kerja kekuasaan dan pengendalian dalam masyarakat modern. Dalam konteks ini, Panoptikon tidak hanya berlaku untuk penjara fisik, tetapi juga dapat diterapkan pada berbagai institusi dan struktur sosial seperti sekolah, kantor, rumah sakit, dan bahkan dalam masyarakat secara umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun