Mohon tunggu...
KEMAL ARKAN IMRON
KEMAL ARKAN IMRON Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercubuana

Nama : Kemal Arkan Imron, NIM :41521010030, Program Studi : Teknik Informatika, Fakultas : Ilmu Komputer, Dosen Pengampu : Prof Dr Apollo, M.Si.Ak,CA,CIBV,CIBV, CIBG Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik. Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Panopticon Jeremy Bentham & Kejahatan Struktural Giddens Athony

31 Mei 2023   22:34 Diperbarui: 31 Mei 2023   22:34 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi | Quote Jeremy Bentham

Dalam era digital saat ini, konsep pemikiran dan teori sosial masih menjadi topik yang relevan dalam memahami masyarakat dan interaksi manusia. Dalam artikel saya ini, saya akan membahas dua konsep utama, yaitu Aplikasi Pemikiran Panopticon Jeremy Bentham dan kejahatan struktural menurut Giddens Anthony. Dua teori ini memberikan wawasan yang berbeda dalam memahami kekuasaan dan kejahatan dalam konteks masyarakat modern. Mari kita jelajahi lebih lanjut.

Konsep Pemikiran Panoptikon oleh Jeremy Bentham 

Jeremy Bentham (1748-1832) adalah seorang filsuf, reformis sosial, dan penulis hukum Inggris yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan teori sosial. Salah satu konsep terpenting yang dikembangkannya adalah Panopticon.

Panopticon adalah sebuah konsep penjara yang dirancang oleh Jeremy Bentham pada akhir abad ke-18. Ide di balik Panopticon adalah menciptakan suatu bentuk pengawasan yang mempengaruhi perilaku tahanan secara permanen. Bentham berpendapat bahwa dengan menghadirkan rasa pengawasan yang konstan, tahanan akan menginternalisasi norma-norma masyarakat dan mematuhi aturan yang ditetapkan.

Bentham menggambarkan Panopticon sebagai suatu struktur bangunan berbentuk lingkaran atau setengah lingkaran dengan penjara yang mengelilingi menara pengawas di tengahnya. Tahanan berada dalam sel yang terbuka di sekitar menara pengawas, yang membuat mereka dapat diawasi secara terus-menerus. Menara pengawas tersebut dilengkapi dengan jendela yang memungkinkan pengawas untuk melihat tahanan, sementara tahanan tidak dapat melihat pengawas. Dengan demikian, tahanan selalu merasa diawasi, meskipun pada kenyataannya tidak semua tahanan selalu dipantau.

Prinsip utama dari Panoptikon adalah bahwa para narapidana tidak pernah tahu kapan mereka sedang diawasi. Kehadiran potensial pengawas yang tak terlihat ini menciptakan perasaan konstan bahwa mereka selalu sedang diamati, sehingga para narapidana menjadi lebih disiplin dan mematuhi peraturan secara alami tanpa harus secara aktif diawasi setiap saat. Dengan kata lain, kekuasaan dan pengawasan yang terlihat hanya diperlukan dalam kasus-kasus tertentu, tetapi kekuasaan dan pengawasan yang tak terlihat yang dimungkinkan oleh desain Panoptikon secara efektif mengendalikan perilaku individu.

Para ahli telah mengajukan berbagai interpretasi dan aplikasi konsep Panoptikon dalam berbagai konteks. Di bawah ini adalah beberapa perspektif dan pendapat dari para ahli tentang konsep ini:

  • Michel Foucault: Foucault adalah seorang filsuf dan sejarawan Prancis yang mengembangkan teori panoptik sebagai alat analitis untuk memahami kekuasaan dan pengawasan dalam masyarakat modern. Baginya, Panoptikon adalah representasi simbolis dari masyarakat disipliner, di mana individu-individu terus-menerus mengontrol dan mengawasi diri mereka sendiri karena mereka percaya bahwa mereka selalu sedang diamati.
  • Zygmunt Bauman: Bauman, seorang sosiolog Polandia-Britania, melihat Panoptikon sebagai representasi dari masyarakat konsumsi modern. Menurutnya, dalam masyarakat yang didorong oleh konsumsi, individu-individu merasa terus-menerus diawasi oleh norma-norma dan ekspektasi sosial yang ditanamkan oleh masyarakat. Mereka menjadi disiplin secara sukarela untuk memenuhi tuntutan dan harapan yang tidak pernah ada akhirnya.
  • David Lyon: Lyon adalah seorang sosiolog Kanada yang menyoroti konsep Panoptikon dalam konteks masyarakat survelans. Baginya, teknologi modern seperti kamera pengawas, pemantauan internet, dan pengumpulan data massal telah menciptakan bentuk-bentuk pengawasan yang tidak terlihat dalam kehidupan sehari-hari kita. Kita mungkin merasa sedang diawasi setiap saat, meskipun kita tidak tahu pasti kapan dan di mana.
  • Gilles Deleuze: Deleuze, seorang filsuf Prancis, mengkritik pandangan Foucault tentang Panoptikon dan mengajukan konsep "sosiopanoptikon" sebagai alternatif. Baginya, kekuasaan modern lebih kompleks dan beragam daripada yang digambarkan oleh konsep Panoptikon. Ia menekankan pentingnya memahami hubungan antara kekuasaan dan resistensi dalam masyarakat.

Prinsip Dasar Panopticon

Prinsip sentral dalam konsep Panopticon adalah pengawasan tak terlihat yang mempengaruhi perilaku individu. Dalam desain Panopticon, kekuatan pengawasan tidak bergantung pada kehadiran fisik pengawas secara langsung, tetapi lebih pada rasa pengawasan yang konstan yang dialami oleh individu yang ditempatkan dalam struktur tersebut.

Panopticon menciptakan rasa pengawasan konstan dengan dua elemen utama:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun