Mohon tunggu...
Healthy

Eritroblastosis Fetalis Faktor Penyebab Kematian?

25 November 2017   17:19 Diperbarui: 25 November 2017   17:26 1854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Belum ada teknologi pengobatan yang mampu untuk mengatasi kelainan ini meskipun zaman sekarang teknologinya sudah semakin maju untuk menyembuhkan berbagai penyakit.

Dari kedua faktor diatas dapat dipahami bahwa eritroblastosis fetalis memang sangat sulit untuk disembuhkan. Tetapi, meskipun tidak dapat disembuhkan, para dokter telah mengembangkan metode untuk mencegah kelainan tersebut dengan tujuan untuk memperkecil angka kematian bayi yang disebabkan oleh kelainan tersebut. Adapun metode yang dilakukan untuk mencegah eritroblastosis fetalis adalah :

  • Melakukan tes darah sebelum ingin memiliki anak apakah rhesus yang terdapat dalam darah ibu positif atau negative.
  • Melakukan penyuntikan Rh immunoglobulin (RhoGAM)
  • Hal ini dilakukan dengan cara menyuntikkan obat pada minggu ke-28 kehamilan, lalu juga akan diberikan lagi saat bayi telah lahir.
  • Melakukan transfusi darah
  • Transfusi darah dilakukan dengan cara memasukkan darah ke dalam sirkulasi lewat rahim ibu dengan tujuan menyamakan rhesus yang ada dalam darah ibu dengan darah janin. Cara ini dilakukan saat pertengahan proses kehamilan sehingga belum menimbulkan resiko yang besar. Biasanya para dokter juga memberikan obat penenang ke janin saat proses transfusi berlangsung agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Kesimpulan yang dapat diambil pada esai kali ini adalah berhati-hatilah kepada pasangan yang menikah terutama khususnya kepada pasangan yang ingin memiliki anak. Jangan lupa untuk melakukan tes kesehatan dan rhesus darah agar eritroblastosis fetalis tidak terjadi karena akan merugikan pasangan itu sendiri. Walaupun kita bisa melakukan pencegahan, tetapi akan lebih baik lagi bila kita tidak terkena penyakit tersebut.

Sekian informasi yang dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat, AMDG.

Sumber: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun