Mohon tunggu...
Kelvin Suganda
Kelvin Suganda Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Dampak Penurunan Pendapatan Driver Grab dan Strategi Bertahan di Era Tantangan Ekonomi Digital

3 Desember 2024   21:09 Diperbarui: 3 Desember 2024   21:09 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayangkan suasana pagi yang sibuk di sebuah kota besar. Mardiono, seorang driver Grab yang sudah setahun lebih bergabung di platform transportasi online ini, memulai harinya seperti biasa. Dengan helm hijau tua terpasang rapi di kepalanya, ia berharap hari ini lebih baik dari kemarin. Namun, kenyataan berbicara lain. Tiga jam berlalu tanpa notifikasi pesanan masuk.

"Jumlah driver makin banyak, tapi penumpang tetap segitu-gitu aja," keluhnya sambil menepikan motor di sudut jalan. Ia memandangi saldo dompet digitalnya yang bahkan hanya cukup untuk membeli bahan bakar hari itu.

Kisah seperti Mardiono tidaklah asing. Ribuan driver Grab di Indonesia menghadapi tantangan besar di era ekonomi digital. Pendapatan mereka terus menurun, bahkan ada yang kehilangan lebih dari setengah penghasilan sebelumnya. Lantas, apa yang sebenarnya terjadi?

Penyebab dan Dampak Penurunan Pendapatan

Dalam beberapa tahun terakhir, sektor transportasi online mengalami perubahan besar. Berikut adalah beberapa penyebab utama penurunan pendapatan para driver:

  1. Persaingan yang Ketat
    Jumlah driver terus meningkat, tetapi jumlah pengguna tidak bertambah secara signifikan. Persaingan ini membuat peluang mendapatkan pesanan semakin kecil.
  2. Kebijakan Perusahaan
    Sistem baru seperti slot atau perencanaan order sering dianggap tidak adil dan membatasi kesempatan driver mendapatkan penumpang.
  3. Beban Operasional yang Tinggi
    Harga bahan bakar yang terus naik menjadi tantangan tambahan bagi para driver. Sementara itu, insentif yang diharapkan sering kali tidak sebanding dengan usaha yang dikeluarkan.

Akibatnya, banyak driver terpaksa menambah jam kerja hingga larut malam. Hal ini tidak hanya menguras fisik mereka, tetapi juga berimbas pada hubungan keluarga dan kesehatan mental.

Strategi Bertahan di Tengah Badai

Meski penuh tantangan, sebagian driver mulai menemukan cara untuk bertahan dan bahkan berkembang. Berikut adalah beberapa strategi yang mereka terapkan:

1. Memilih Jam dan Lokasi Strategis

Beberapa driver, seperti Hadian Purba, fokus pada jam-jam sibuk. "Saya cari area yang ramai orderan, seperti stasiun di pagi hari atau pusat perkantoran saat jam makan siang," ungkapnya. Dengan pendekatan ini, ia bisa memaksimalkan waktu dan peluang mendapatkan penumpang.

2. Diversifikasi Pendapatan

Driver seperti Resi memanfaatkan waktu luang untuk mencari penghasilan tambahan. Ia menjual makanan ringan dan mempromosikannya melalui media sosial. Langkah ini memberinya pemasukan ekstra untuk menutupi kebutuhan sehari-hari.

  • Memanfaatkan Teknologi
  • Foto driver buka aplikasi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun