ALL EYES ON RAFAH,
Konflik Palestina dan Israel tidak menemukan titik terang, konflik yang berlangsung selama beberapa dekade ini sudah menewaskan ribuan tentara maupun warga sipil dari pihak Palestina. Konflik ini bukan hanya sekedar konflik agama tetapi juga mencakup konflik perebutan wilayah antara Palestina dan Israel. Baru-baru ini terdapat satu kota yang dijadikan tempat pengungsian bagi Ratusan ribu warga Palestina yang mengungsi dari bagian utara demi menghindari serangan Israel yaitu kota Rafah, Rafah adalah sebuah kota yang terletak di area jalur Gaza bagian selatan dan perbatasan langsung dengan Mesir.
Saat ini Rafah sedang menjadi pusat perhatian dunia karena Israel melancarkan serangan darat di area tersebut, sekarang warga sipil Palestina tidak bisa terus mengungsi ke selatan dikarenakan gerbang perbatasan Mesir ditutup dan dibuka terbatas untuk evakuasi bagi pengungsi yang sedang terluka. Kini, serangan Israel terhadap Palestina sudah mulai mendapat kecaman dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), termasuk Amerika Serikat (AS), telah memperingatkan agar Israel menghentikan serangan atau bisa disebut genosida tersebut, karena sudah melampau batas peraturan perang dunia. PBB juga mengatakan bahwasanya setengah penduduk Palestina berada di sana berdesak-desakan  hidup dengan satu kata "mengkhawatirkan".
SEJARAH RAFAH
Kota Rafah merupakan sebuah kota kuno bersejarah yang terletak di selatan jalur Gaza, Palestina dan perbatasan langsung dengan Mesir. Kota ini memiliki sejarah yang sangat panjang dimulai dari Firaun,Kekaisaran Asyur, Yunani, dan Romawi yang sudah pernah menaklukkan kota ini. Pada  tahun 1917 sampai 1948, kota ini berada dalam pengawasan Inggris, sebelum akhirnya menjadi bagian dari negara yang baru didirikan yaitu Israel.
Karena ditetapkanya kota Rafah menjadi bagian dari Israel memicu adanya konflik bersenjata dengan negara-negara Arab yang berada disekitarnya. Setelah konflik tersebut, Rafah, bersama dengan seluruh Jalur Gaza, menjadi hak kekuasaan Mesir.
Konflik perebutan Rafah tidak hanya sampai menjadi hak kekuasaan Mesir tetapi berlanjut hingga terjadinya Perang Enam Hari yang berlangsung pada tahun 1967, pada perang tersebut Rafah kembali dikuasai oleh Israel, sebagai bagian dari pendudukan luasnya terhadap wilayah-wilayah seperti Semenanjung Sinai Mesir, Tepi Barat, Dataran Tinggi Golan, dan Yerusalem Timur.
Tetapi, setelah terbitnya perjanjian damai antara Mesir dan Israel pada tahun 1979, Semenanjung Sinai kembali menjadi milik Negara Mesir. Rafah pun terbagi menjadi dua, dengan satu bagian berada di kontrol oleh Mesir dan bagian lainnya di bawah kontrol Israel di Gaza. Pembatasan berupa kawat berduri di sepanjang perbatasan, seringkali memisahkan anggota keluarga masyarakat disana.
Seperti halnya wilayah lain di Gaza, Rafah juga menjadi tempat pengungsian dari warga Palestina terhadap serangan Genosida yang diluncurkan oleh Israel dimulai pada tahun 1948 Rafah sudah menjadi tempat pengungsian dari warga yang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat konflik berkepanjangan yang tidak menemukan titik terang. Semakin banyak korban buah peperangan antara Palestina dan Israel mulai dari anak kecil, remaja dan orang dewasa mereka kehilangan tempat tinggal sampai keluarga yang sudah tidak utuh lagi.