Mohon tunggu...
Kelvin Saputra
Kelvin Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030006 UIN SUNAN KALIJAGA

Hai aku Kelvin disini aku bakalan upload berita atau bacaan tentang dunia esport di Indonesia dan juga beberapa berita menarik yang ada dalam kehidupan sehari-hari

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Kelam Kota Rafah, Palestina yang Dilanda Kekacauan

10 Maret 2024   16:42 Diperbarui: 10 Maret 2024   16:48 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak awal serangan Israel pada 07 Oktober 2023, dalam semalam wilayah Rafah dengan luas sekitar 60 kilometer persegi tersebut dihuni oleh sekitar 1,5 juta orang Palestina, jumlah ini mengingkat kurang lebih lima kali lipat dari sebelumnya akibat serangan yang dilakukan Israel terhadap Gaza. 60 Kilometer persegi, Rafah memiliki ukuran yang mirip dengan Banda Aceh  di Indonesia atau Manhattan di New York, Amerika Serikat.

Setiap hari, serangan udara Israel dapat merenggut nyawa kurang lebih 100 orang di kota ini. Tidak hanya terancam dari perang penduduk Palestina juga dihadapkan dengan kehidupan yang sulit seperti tempat tinggal di dalam tenda yang tergenang air saat hujan atau berlindung dalam reruntuhan bangunan apapun yang bisa digunakan berlindung. Berdasarkan gambar satelit yang Al Jazeera peroleh, kondisi di Rafah telah mencapai titik kritis. Area dengan luas 64 km persegi itu kini dipenuhi oleh sekitar 22.000 orang.

Sumber : Dokumen Pribadi
Sumber : Dokumen Pribadi

Sebelum konflik, 275.000 orang tinggal di daerah dengan luas yang sama, membuat Rafah menjadi salah satu area paling padat di Gaza dan di dunia. Pengungsi yang tersisa berbondong-bondong menuju fasilitas UNRWA mengharapkan adanya bantuan. Tetapi, serangan Israel telah merenggut nyawa Staf UNRWA kurang lebih 150 orang, Israel juga menghentikan bantuan yang datang, Negara-negara Barat menarik pendanaan setelah Israel menuduh tanpa bukti bahwa 12 staf UNRWA terlibat dalam serangan pada 7 Oktober. Tempat kumuh dan kepadatan yang terjadi menyebabkan penyebaran dan munculnya penyakit menular seperti hepatitis A, yang mudah menular karena kontak dekat atau kerumunan.

Sulitnya mengisolasi pasien menimbulkan sedikit harapan mengehentikan wabah ini.

Itulah sedikit informasi yang sedikit telat disampaikan oleh mimin, bagaimana nih tanggapanya Mas Bro dan Mbak Bro ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun