Namun, proses check and recheck seringkali mereka lewatkan begitu saja. Bahkan barangkali mereka belum juga sempat membacanya. Yang penting bagikan dulu.
Kebiasaan menerima informasi dengan validitas yang sangat tinggi dari media cetak berupa koran dan majalah sedikit banyak membuat para tetua itu mengabaikan sikap kritis terhadap kebenaran dari informasi yang dibagikan di media digital.
Mengingat dalam dunia digital, berita/informasi kebanyakan diproses begitu saja tanpa memperhatikan alur jurnalistiknya.Â
Sebenarnya banyak faktor lain yang turut serta dalam menumbuhkan rasa "asal forward, baca belakangan" di kalangan pegiat grup keluarga besar kita.
Akan tetapi, saya di atas hanya menggarisbawahi faktor kegagapan transformasi dari media cetak yang penuh kepastian ke media daring yang sarat akan nilai-nilai palsu yang sebagian besar menimpa para tetua kita di grup WA.Â
Referensi:
Ilahi, N. Hani. 2018. Women and Hoax News Processing on WhasApp. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 22(2): 98-111.
Stanley J. Baran, Dennis K. Davis. 2010. Mass Communication Theory: Foundations, Ferment and Future. Belmot: CA, Wadswoth
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H