Mohon tunggu...
kelvin ramadhan
kelvin ramadhan Mohon Tunggu... Freelancer - Sleepy man

Kaum burjois jogja | Bertekad minimal sekali sebulan menulis di sini | Low-battery human| Email : Kelvinramadhan1712@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Money

Green Bond dan Urgensinya

22 September 2019   12:19 Diperbarui: 24 September 2019   18:53 1129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penerbitan Green Bonds di ASEAN tahun 2016 - April 2018 | Sumber : Climate Bonds Initiative

Penerbitan Green Bonds di Asia Pasifik tahun 2013 - April 2018
Penerbitan Green Bonds di Asia Pasifik tahun 2013 - April 2018

Secara lingkup Asia Pasifik, data yang dikeluarkan oleh Climate Bonds disebutkan bahwa dari tahun 2013 hingga April 2018, Cina adalah negara yang mengeluarkan Green Bonds terbesar sebanyak 71% dari total keseluruhan yang dikeluarkan. Disusul oleh India sebanyak 9%, Jepang 8%, Korea Selatan 3%, Hong Kong 2%, Taiwan 1% dan sisanya sebesar 5% oleh Indonesia, Malaysia, Singapura dan Filipina. Dibanding dengan Asia Pasifik, Indonesia masih tertinggal jauh hanya sebesar 2,5% Green Bonds yang telah dikeluarkan. Padahal, Indonesia menjadi negara terbesar yang mengeluarkan Green Bonds di Asia Tenggara. 

Alokasi Green Bonds di ASEAN tahun 2016 - April 2018
Alokasi Green Bonds di ASEAN tahun 2016 - April 2018

Sesuai dengan tujuan Green Bonds, secara definisi yang kurang lebih sama dengan obligasi pada umumya, Green Bonds mengalokasikan uangnya untuk memenuhi KUBL. Alokasi penggunaan Green Bonds di ASEAN berdasarkan data dari Climate Bonds, dapat dilihat setiap tahunnya selalu meningkat dan varietas alokasi untuk pemberdayaan lingkungan selalu bertambah. Pada tahun 2016, sekitar 240 juta dolar AS digunakan sepenuhnya untuk proyek energi terbarukan. Di tahun selanjutnya, peningkatan alokasi untuk energi terbarukan bertambah menjadi sekitar 300 juta dolar AS. Ditambah dengan munculnya variasi alokasi baru seperti membangun bangunan berkarbon rendah, menambah kendaraan berkarbon rendah dan lain-lain. Terhitung hingga April 2018 alokasi semakin bertambah jumlahnya dan jenis alokasinya.

Penerbitan Green Bonds per-wilayah tahun 2016 - April 2018
Penerbitan Green Bonds per-wilayah tahun 2016 - April 2018

Data peluncuran Green Bonds di seluruh dunia yang dikeluarkan oleh Climate Bonds dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan. Benua eropa menjadi benua terbesar dalam mengeluarkan Green Bonds terhitung hingga tahun 2017. Peningkatan di Eropa sangat melesat dari tahun 2016 ke tahun 2017. Hingga kini Eropa telah mengeluarkan Green Bonds hampir sebesar 60 miliar dolar AS. Disusul oleh Amerika Utara sebesar 52 miliar dolar AS. Asia Pasifik menempati di peringkat ketiga dengan pengeluaran obligasi sebesar 38 miliar dolar AS. Jauh dari angka tersebut, negara supranational menyusul di angka 8 miliar dolar AS. Pergerakannya yang naik turun cukup mengkhawatirkan melihat negara tersebutlah yang pertama kali meluncurkan Green Bonds di dunia. 

Adapun Asia Pasifik masih jauh cukup jauh dari Eropa yang telah mengeluarkan Green Bonds terbesar di dunia. Demikian Asia Pasifik sudah cukup memuaskan peningkatannya yang melesat dari tahun 2015 hingga tahun 2017. Kini obligasi yang diterbitkan mencapai setengahnya dari Eropa sebesar 38 miliar dolar AS. Walaupun sudah cukup besar, namun perlu disadari bahwa yang menjadi penyumbang terbesar adalah Cina sebesar 71%. Ini menjadi tamparan keras bagi Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang besar. Sudah seharusnya Indonesia lebih peduli dan intensif dalam menerbitkan Green Bonds. 

 Masa depan Green Bonds di Indonesia

Keberadaaan Green Bonds saat ini oleh sebagian kalangan hanyalah dianggap sebagai alternatif bond konvensional. Sebagian lain berpendapat bahwa Green bonds dalam waktu dekat ini haruslah menjadi acuan utama sejalan dengan kondisi bumi yang semakin memprihatinkan. Kalangan pendukung diterapkannya skema Green Bond sebagai acuan utama dan berdiri sejajar dengan bond konvensional memiliki landasan empiris berdasarkan penelitian dari Nielsen dan Morgan Stanley (2017) yang menyimpulkan empat poin utama, yaitu:

  1. 66 persen dari konsumen global cenderung rela untuk membayar "lebih" terhadap produk dan jasa premium yang ramah lingkungan

  2. 72 persen kaum milenial tidak keberatan untuk membayar "lebih" terhadap produk dan jasa premium tersebut

  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Money Selengkapnya
    Lihat Money Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun