Mohon tunggu...
Kelvin Novandi
Kelvin Novandi Mohon Tunggu... Freelancer - Still Learn :)

Enjoy your day, you don't get another one.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Tumpukan Sampah Pasar Mawar Mengeluarkan Aroma Busuk di Tengah Kota Pontianak, Masyarakat: Baunya Tidak Seperti Mawar

12 Februari 2023   14:34 Diperbarui: 12 Februari 2023   15:17 1126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pontianak -- Minggu (05/02/2023), Penumpukan sampah kembali terjadi di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Pasar Mawar, Kota Pontianak. Penumpukan ini telah terjadi sejak hampir setiap pekan sehingga mengeluarkan aroma yang menyengat.

Menurut pantauan pewarta, sampah tersebut juga telah menumpuk hampir melebar ke ruas jalan Hos Cokroaminoto yang digunakan masyarakat Kota Pontianak menuju pasar maupun sebagai salah satu akses pusat kota.

Tak hanya menjadi pemandangan yang buruk di tengah Kota, TPS tersebut juga tertumpuk kendaraan berat jenis Bulldozer hingga gerobak sampah yang belum diturunkan. Sehingga kendaraan yang digunakan sebagai pengangkut sampah tersebut hanya terparkir di depan TPS tersebut.

Akibatnya, sampah tidak hanya mengeluarkan aroma yang menganggu masyarakat sekitar namun juga menumpuk tinggi hingga 1,5 meter hingga 2 meter dan terus melebar ke ruas jalan.

Banyaknya sampah yang didominasi sampah plastik dan sampah organik seperti sayur dan buah yang membusuk menimbulkan aroma tak sedap sehingga beberapa pengendara yang melewati TPS tersebut harus menahan nafas mereka.

Salah satu pengendara yang melintas yang sehari-hari melewati jalan tersebut sebagai akses ia pergi bekerja, Momon (24) mengakui bahwa ia terpaksa melewati jalan tersebut karena tidak ada jalan alternatif terdekat menuju tempat ia bekerja sehingga dia harus menahan nafas ketika melewati TPS tersebut.

"Udah gak ada jalan paling dekat ke tempat kerja sih mas jadinya saya terpaksa lewat jalan ini dan mau gak mau nahan nafas aja mas jadi kadang agak kesal aja," ujar Momon saat di wawancarai pewarta, Minggu (05/02/2023).

Tak hanya disesali pengendara, masyarakat yang tinggal di jalan Hos Cokroaminoto juga menyampaikan keluhan yang sama mengingat tumpukan sampah di TPS Pasar Mawar menjadi pemandangan setiap hari bagi mereka.

"Biasa lebih parah dari ini mas, pernah sampai udah nutup jalan itu. Bau nya juga bukan seperti Mawar, ya memang bau sampah," Ujar Suryadi (54) ketika ditemui pewarta.

Suryadi menjelaskan penumpukan sampah yang menimbulkan bau yang menyeruak tersebut. Menurutnya beberapa sampah tersebut tidak dibersihkan secara menyeluruh sehingga sampah yang sudah ada semenjak sepakan lalu tidak diangkut.

"Sampah yang bawah itu kan gak diangkut sama dia (Pihak TPS) jadinya tertempuk lama disana, tapi biasanya sih sampai bersih cuman kebetulan aja gak dibersihkan sampai habis," ucapnya.

Namun, salah satu pengumpul barang bekas ikut menuturkan di sela wawancara tersebut, Midji (59) menjelaskan penumpukan yang terjadi di TPS disebabkan kurangnya armada yang memadai. Oleh karena itu proses pengangkutan sampah terkendala.

"Oh itu, Itu mobilnya (pengangkut sampah) lagi gak beroperasi, jadi yang ngangkut cuman satu ke Tempat Pembuagan Akhir (TPA)," ucap Midji di tengah wawancara tersebut.

Dia menambahkan armada truk pengangkut sampah berkurang karena satu diantaranya mengalami kerusakan sehingga tidak mampu membersihkan sampah secara menyeluruh mengingat kapasitas angkut yang terbatas.

"Kalau tidak salah saya, mobil nya (pengangkut sampah) itu lagi diperbaiki karena masalah mesin jadi tak mampu lah buat ngangkut sampah sebanyak itu kalau cuman satu (pengangkut sampah)," ungkapnya.

Sehingga masyarakat jalan Hos Cokroaminoto berharap pihak TPS maupun pemerintah terkait segera menambah armada darurat untuk mengangkut sampah yang sudah lama tertumpuk agar tidak menjadi sarang penyakit.

"Kalau gitu, kami berharap mereka (pihak TPS/TPA) dan pemda yang ngurus bisa segera nambah armada darurat. Kalau dibiarkan takutnya jadi wabah penyakit buat yang tinggal disini," pungkas Suryadi saat ditemui kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun