Mohon tunggu...
Pendidikan Pilihan

Mangrove Indonesia, Penyelamat Bumi yang Disisihkan

9 November 2018   22:30 Diperbarui: 9 November 2018   22:38 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siklus Mangrove (source: https://www.scriberia.com)

Wisata Mangrove  (source: penulis)
Wisata Mangrove  (source: penulis)

Indonesia salah satu negara dengan andil terbesar dalam hal ini.

Bagaimana bisa?

Mungkin banyak yang belum sadar, akan kekayaan tanah pertiwi ini. Dari sabang sampai merauke berjajar hamparan mangrove yang secara sukarela tumbuh di pesisir pantai Indonesia. Menurut Giri et all (2011) telah meneliti bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki ekosistem mangrove terbesar di dunia sebesar 22,6% dari total luasan wilayah mangrove di dunia dengan 30% penyimpanan karbon di dunia. 

Faktanya hasil riset oleh Hamilton & Friess, 2018, 4 lokasi ini memegang tombak mangrove di dunia seperti Papua, Papua Barat, Kalimantan Timur, dan Maluku. Selain itu sebagai upaya dalam melakukan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim


Siklus Mangrove (source: https://www.scriberia.com)
Siklus Mangrove (source: https://www.scriberia.com)

Namun menurut FAO (2007) pada tiga dekade terakhir ini, Indonesia telah kehilangan 40% area kawasan hutan mangrove dan negara yang mengalami kerusakan mangrove tercepat di dunia.

Penyebab utamanya adalah pengalihan lahan.

Hutan mangrove di Indonesia telah digantikan fungsi lahan sebesar 0.26% - 0.66% pertahun (Angarita et al, 2018). Menurut Ilham, et al (2016) Ancaman dari kelestarian mangrove sendiri adalah konversi besar-besaran menjadi peruntukan lain, diantaranya areal tambak udang. Lebih dari 600.000 hektar mangrove telah terkonversi menjadi tambak udang. 

Tambak udang ini mampu meraup pendapatan bagi Indonesia sebesar 1,5 milliar US$ per tahun dari perluasan tambak udang dari tahun 1997 sampai dengan 2005 dimana membutuhkan area sekitar 650000 hektar (Murdiyarso et al, 2015). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun