Mohon tunggu...
Syifa NurFauziyah
Syifa NurFauziyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Topik Favorit Ilmu Ekonomi Syariah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Arab Spring: Runtuhnya Rezim Qaddafi dan Perekonomian Libya Pasca Qaddafi

24 Agustus 2022   20:50 Diperbarui: 24 Agustus 2022   20:50 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Qaddafi mulai menunjukan tanda-tanda penguasa yang otoriter, mulai dari hilangnya kebebasan pers, media yang tidak boleh sembarangan menayangkan berita, serta tidak adanya partai politik. Kebebasan rakyat terkekang, semua harus di bawah kontrol pemerintah. 

Masyarakatnya juga tidak boleh mengeluarkan pendapat yang tidak sejalan dengan Qaddafi. Rakyat Libya kemudian melakukan aksi-aksi protes terhadap Qaddafi di bulan Februari tahun 2011, mereka menuntut Qaddafi segera turun dari jabatannya dikarenakan kediktatorannya sebagai pemimpin negara. 

Aksi demonstrasi yang terjadi di Libya berawal pada tanggal 15 Februari 2011. Aksi demonstrasi oleh warga Libya di kota Benghazi berubah menjadi kerusuhan ketika aparat keamanan kota Benghazi, merespon aksi gerakan massa menggunakan kekerasan.

Hubungan yang dibangun Qaddafi dengan rakyat di negaranya sendiri memburuk, ketidakpercayaan kepada pemerintah ditandai dengan munculnya kesenjangan sosial dalam masyarakat Libya, padahal salah satu poin utama dalam janji awal Qaddafi adalah penghapusan kelas sosial. 

Tapi karena banyak terjadinya korupsi dan nepotisme, harta negara banyak berputar dan dinikmati oleh keluarga Qaddafi saja. Sedangkan negerinya mulai jatuh miskin. Kekayaan Muammar Qaddafi dan keluarganya mencapai lebih dari 600 triliun rupiah yang tersebar di Libya, Prancis, Italia, Inggris dan Amerika Serikat. 

Seluruh aset dan kekayaan Muammar Qaddafi bersumber dari perusahaan minyaknya yang memonopoli ladang-ladang minyak Libya dan jaringan pemasarannya. Usaha dalam rangka mempertahankan legitimasinya, Muammar Qaddafi menempatkan anak-anak, keluarga, kerabat dan para pendukung fanatiknya dalam lingkaran kekuasaanya tanpa mempertimbangkan aspek profesionalitas.

Qaddafi menyokong gerakan-gerakan kelompok separatisme di berbagai negara. Ia mensponsori gerakan-gerakan tersebut bahkan sampai memberikan pelatihan bagi tentaranya. Tindakan Qaddafi ini dikecam sama PBB dan mulai mencoreng nama Libya di mata internasional. 

Termasuk insiden Pan Am 103 Flight pada 21 Desember 1988. Pesawat Pan Am 103 mengalami ledakan dan kecurigaan jatuh pada Libya. Libya awalnya mengelak dan menolak kerja sama investigasi. Namun kemudian pada 2003, Libya mengaku bertanggungjawab dan memberikan kompensasi kepada korban.


PERBANDINGAN EKONOMI ERA QADDAFI DAN SESUDAH QADDAFI

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun