Sedih berspora adalah analogi yang dibuat dengan fenomena sekarang, tak jarang kita ikut merasakan emosi ketika melihat orang lain marah atau orang sedih, faktanya dengan media sosial konten negatif khususnya konten yang menggugah rasa kasihan mudah sekali untuk disebar. Tidak ada definisi dari konten sedih, dari susunan katanya kita bisa mendefinisikan bahwa konten sedih adalah konten yang terdapat kesedihan di dalamnya. Dilihat dari mazhab Behavioristik ketika kita melihat sebuah kesedihan dan distimulasi berkali-kali kesedihan tumbuh di dalam diri kita
2.3 Degradasi Mental Remaja
Konsekuensi dari kegagalan suatu masyarakat dalam menjunjung standar etika dan nilai nilai, yang menyebabkan pengikisan struktur sosial merupakan pengertian dari degradasi moral menurut Habermas, J. (2018). Kemunculan media sosial telah mengubah pola komunikasi antar masyarakat, dan juga memicu isu-isu sosial yang dapat mempengaruhi degradasi mental. Degradasi sendiri memiliki arti kemunduran, kemerosotan, atau penurunan dari suatu hal, suatu fenomena adanya kemerosotan atas budi pekerti seseorang ataupun sekelompok orang. Tentunya ada aspek yang melatar belakangi maraknya degradasi moral pada generasi muda saat ini khususnya pada remaja, ada dua poin penting yang cukup berperan, yaitu; keluarga/orangtua dan lingkungan (baik di lingkungan rumah atau di lingkungan sekolah). Â Keluarga dianggap sebagai faktor yang paling dominan dalam meletakkan dasar moral dan akhlak. Namun, banyak orang tua yang tidak tahu bagaimana perannya tersebut. Â Para orang tua percaya bahwa pendidikan anak-anaknya terbatas pada rana sekolah dan bahwa nilai raport adalah masalah utama bagi mereka. Tanpa menanyakan apakah anaknya memahami apa yang dia katakan, dia memberikan pujian untuk hal yang baik dan marahi untuk hal yang buruk. Orang tua menunjukkan secara tidak langsung bahwa hasil lebih penting daripada proses. Akibatnya, sangat penting untuk orang tua dan anak berbicara satu sama lain. Lingkungan sekolah berperan penting dalam pembentukan moral siswa. Sekolah adalah tempat pendidikan yang membantu siswa mencapai potensi dalam bidang moral, spiritual, intelektual, emosional, dan sosial. Namun, banyak orang tua merasa pendidikan belum sepenuhnya membentuk etika siswa. Mayoritas guru hanya memenuhi kewajiban mengajar tanpa fokus pada pendidikan moral.
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain korelasional. Desain ini dipilih untuk mengkaji hubungan antara frekuensi dan jenis konten negatif di media sosial dengan tingkat depresi pada remaja. Â
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi: Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja pengguna media sosial aktif di Indonesia.
Sampel: Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 50 orang remaja pengguna media sosial aktif yang dipilih dengan teknik proportional random sampling. Sampel diambil secara acak dari populasi remaja pengguna media sosial aktif dengan mempertimbangkan proporsi pengguna media sosial berdasarkan jenis kelamin dan usia.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah:
Variabel Independen:
- Frekuensi Konten Negatif: Diukur dengan skala frekuensi paparan konten negatif di media sosial
-Jenis Konten Negatif: Diklasifikasikan berdasarkan kategori konten negatif seperti ujaran kebencian, perundungan, berita hoaks, dan konten kekerasan.
Variabel Dependen:
- Tingkat Depresi: Diukur dengan skala depresi yang terstandarisasi.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Sumber data pada penelitian ini yaitu data primer, yang berupa observasi, dan literature jurnal. teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik proportional random sampling, yaitu pengambilan sampel dari populasi yang dilakukan secara acak. Penelitian ini memiliki kriteria yaitu para remaja yang sedang menggunakan media sosial aktif. Â
3.5 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari literature review dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan analisis korelasi. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik sampel dan variabel penelitian. Analisis korelasi digunakan untuk menguji hubungan antara frekuensi dan jenis konten negatif di media sosial dengan tingkat depresi pada remaja.
3.6 Penyimpulan Hasil Penelitian
Hasil analisis data akan disimpulkan dan diinterpretasikan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Kesimpulan yang diperoleh akan dikaitkan dengan teori-teori yang relevan dan dibahas dalam konteks fenomena degradasi mental remaja yang dipicu oleh konten negatif di media sosial.
BAB 4. HASIL DAN KESIMPULAN
4.1 Hasil
Nama:
Umur: Â
Jenis Kelamin:
Status: Â
Jenjang Pendidikan:
Pekerjaan: