Mohon tunggu...
Kelompok RKK 1_
Kelompok RKK 1_ Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Kelompok 1 Regulasi Kebijakan Komunikasi

Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Pro Kontra Sensor Film di Indonesia

23 Juni 2022   05:53 Diperbarui: 23 Juni 2022   06:04 1498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Film yang sudah dapat label 21 tahun keatas seharusnya tidak dilakukan sensor berlebihan oleh LSF, karena orang dewasa seharusnya sudah bisa memilih filmnya sendiri dan bebas menikmati film yang ditonton tanpa batasan.

Tentunya dalam proses penyensoran film, LSF pasti akan melakukan screening pada film yang akan ditampilkan ke khalayak luas. Proses tersebut lah yang mungkin dipertanyakan oleh sebagian masyarakat, bagaimana prosesnya? dan siapa saja yang terlibat?.

 Edukasi ke masyarakat tentang screening film yang dilakukan LSF sangat penting, agar masyarakat juga tahu mengapa sensor film itu perlu ada. Lalu pihak LSF juga harus membuka suara soal film yang disensor agar tidak terjadi kesalahpahaman di masyarakat luas.

 Hal tersebut dilakukan agar masyarakat juga bisa ikut melihat proses screening film yang dilakukan LSF dan bisa memberi kritik & saran jika penyensoran yang dilakukan oleh LSF dianggap berlebihan bagi masyarakat.

 Sensor yang berlebihan dapat membuat kreatifitas para sineas film terbatas, karena para sineas jadi ragu untuk membuat karya yang ideal bagi mereka. Sineas juga perlu kebebasan berekspresi dalam membuat karyanya untuk tampil ke khalayak umum agar pesan yang disampaikan ke khalayak umum dapat diterima dengan baik dan jelas.

Pada dasarnya LSF sudah bekerja dengan sesuai peraturan undang-undang yang berlaku, dengan melakukan sortir pada film dan adegan film, apakah layak untuk tampil di publik atau tidak. 

Tetapi masih banyak yang harus dibenahi oleh LSF sendiri mulai dari ketentuan sensor film, dan ketentuan rating film sehingga nantinya sensor film tidak menjadi bumerang bagi pihak LSF. 

Yang perlu dilakukan oleh LSF adalah mengedukasi masyarakat untuk memilih film sesuai dengan kategori usia masing-masing individu, sehingga masyarakat kita bisa menjadi masyarakat yang madani. Karena masih banyak orang yang tidak membaca rating usia, 

sehingga ketika ada kasus orang tua yang membawa anaknya menonton film dengan kategori dewasa di bioskop maka LSF akan mengambil peran disitu dengan cara edukasi, yang diharapkan para masyarakat bisa menempatkan diri ketika memilih tontonan untuk dirinya maupun untuk anak dibawah umur. Terlebih peran LSF pada film yang sudah masuk televisi, karena televisi sendiri merupakan media bagi keluarga untuk menonton konten tersebut. 

LSF perlu disorot lagi oleh pemerintah, karena selama ini masih banyak yang salah paham terkait penyensoran film, masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa sensor pada film dilakukan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Sedangkan tugas KPI hanya melakukan pengawasan program dan memberikan teguran pada program jika terlihat adanya pelanggaran yang tidak sesuai dengan pedoman yang berlaku. 

Pro kontra yang terjadi di masyarakat tentunya disebabkan oleh LSF itu sendiri, maka seperti yang sudah dituliskan oleh penulis diatas, bahwa LSF perlu mengedukasi masyarakat agar masyarakat bisa memilih konten yang sesuai untuk mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun