Mohon tunggu...
Kelly Lanjaya
Kelly Lanjaya Mohon Tunggu... -

Be a strong wall in the hard times and be a smiling sun in the good times. Twitter : @kellylanjaya025

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kamu Bukan Sahabatku

6 April 2014   03:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:01 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kamu selalu bilang kalo kamu sahabatku. Tapi apa buktinya? Sahabat macam apa kamu? Bisanya cuma datang disaat ada maunya. Giliran tidak ada maunya selalu pergi. Kamu bilang kita sahabat? Ini namanya bukan sahabat. Sahabat itu selalu ada disaat kita membutuhkan dan tidak membutuhkan. Bukan seperti kamu. Lisa selalu bilang kalo aku sahabatnya. Kenapa disaat aku minta bantuan tidak mau membantu? Bukannya sahabat selalu akan membantu? Kalau Lisa punya masalah saja selaluku bantu. Kadang aku tidak bisa membedakan yang mana sahabat yang mana bukan sahabat. Aku paling gak bisa mencari yang benar-benar sahabat. Kenapa mencari sahabat sejati sangat susah? Aku sekarang sudah mau lulus SMP, aku masih belum memikirkan kuliah nanti. Lisa pun juga begitu. Aku sering dihasut oleh Lisa, mengapa aku begitu bodoh? Aku sering diberi tau oleh teman-temanku yang lain, tapi tetap saja aku tidak mau mendengarkan kata-kata mereka. Karena aku yakin Lisa adalah sahabatku.

Setiap hari aku berjalan bareng dengan Lisa. Saat belajar pun duduk bareng. Di kelas, Lisa selalu saja menggangguku. Sampai aku tidak mengerti apa yang dijelaskan oleh guru. Kadang aku ingin tidak menjawabnya, tapi aku takut nanti kita bisa marahan. Lisa juga tidak bisa mengerti apa yang kurasakan jika dimarahi oleh guru. Usai ku dimarahi oleh guru ia mengajakku mengobrol kembali. Aku terpaksa untuk tidak menjawabnya. Walaupun ini tidak benar tapi ini demi aku sendiri. Lisa juga anak yang malas. Aku selalu menasehatinya untuk belajar tapi tetap saja dia tidak mau mendengarnya. Kenapa ia begitu cuek? Padahal ini untuk kebaikannya. Sampai akhirnya besok ulangan IPS dia tidak belajar akhirnya dia mendapatkan nilai 10. Aku sangat kaget dengan nilainya. Lisa juga tidak pernah naik kelas 1 kali. Apakah Lisa tidak mau naik kelas lagi? Nilai Lisa selalu jelek, tapi Lisa tidak mau berusaha untuk mengubah nilai yang jeleknya itu. Padahal Lisa sebenarnya bisa. Tapi hanya saja dia tidak mau berusaha dan 'malas'. Sekarang aku selalu ingin cuek dengannya. Agar Lisa bisa belajar. Mungkin ini adalah jalan terbaik bagiku.

Lisa sering mengejek Doni 'banci' karena setiap hari Doni bermain dengan perempuan. Memang Doni tidak akrab dengan teman laki-lakinya, walaupun akrab juga kadang bermain dengan anak perempuan karena sudah terbiasa. Doni sering bermain dengan perempuan mungkin lebih enak diajak bicara dibanding teman lainnya. Doni bukannya banci, kenapa Lisa bisa berkata begitu? Doni kan tidak salah apa-apa. Lisa sampai mengejek-ngejek Doni di social media. Apakah Lisa tidak bisa merasakan kalau Doni sakit hati kalau diejek? Aku langsung memberi tau ke Doni kalau harus hati-hati dengan Lisa. Sekarang aku sudah bukan sahabat Lisa yang bisa dimanfaatkan. Sejak aku berteman dengan Lisa nilaiku selalu menurun walaupun hanya menurun 5 point. Tapi bagiku ini bermasalah sekali. Jadi aku mengambil keputusan untuk tidak menganggap dia. Kadang aku juga kesal dengannya.

Sekarang aku jadi sekongkol dengan geng Doni. Aku tidak tau mengapa begini. Apakah aku dimanfaatkan lagi. Aku memang anak yang gampang dihasut. Aku pun tidak tau mana yang jujur, mana yang bohong, mana yang baik, mana yang jahat, mana yang munafik, mana yang benar. Aku hanya tau kalau aku selalu baik dengan mereka. Aku selalu membantu disaat aku bisa membantu. Sudah 3 minggu aku tidak bersama Lisa, aku merasa kasihan dengan keadaan dia begitu. Aku memang teman yang mudah merasa kasihan. Ya banyak orang yang bilang kalau aku rendah hati. Tapi bagiku aku biasa aja. Lisa sekarang hanya bisa bermain dengan kakak kelasnya, dia tidak mempunyai teman lagi dengan teman sekelasnya. Kadang kakak kelasnya juga bilang dengan aku kalau mereka kesal dengan Lisa. Mereka bilang kalau Lisa anak yang malas, yang pengen tau urusan orang, yang suka ejekin orang, pokoknya positif semua deh. Yang bagus darinya hanya dari segi fisik. Fisik dia bagus dia bisa bermain permainan olah raga di sekolah, contohnya : basket, futsal, badminton, dll.

"Eh lo Cin, muka lo kok hitam sih? Putihin dong biar ada yang suka! Liat dong banyak yang gak suka sama lo!" Lisa mengejek Cinta, padahal banyak anak yang suka Cinta walaupun dia berkulit hitam.

"Apaan sih lo Lis? Bisanya cuma ngejekin orang! Lo gak bisa intropeksi diri apa? Lo gak pernah nyadar ya kalo nilai lo tuh paling jelek di kelas! Harusnya lo nyadar dan bisa berubah! Kakak kelas lo aja banyak yang gak suka sama lo apalagi temen sekelas! Hahahaha" Cinta membalas ejekan dari Lisa. Lisa semakin kesal dengan Cinta.

"Eh, mana buktinya? Kakak kelas gue pada suka kok sama gue. Buktinya aja selalu nyariin gue."

"Hah? Nyariin lo? Gak mungkin kali yah. Lo berani sama gue? Lo siapa? Gak bisa apa-apa kan lo! Badan doang gede!"

"Apa? Lo bilang badan gue gede? Emang gede! Kenapa? Gue gak kayak lo badan kurus begitu! Paling dipukul doang sakit! Hahaha"

"Terserah lo ya Lis!" Cinta langsung meninggalkan Lisa dengan rasa kesal yang sangat besar.

Cinta ke kelas dan marah-marah dengan Doni.

"Lisa apaan sih? Emang banyak yang kesel kan sama dia? Gak mau nerima lagi! Haha bilang gue hitem? Dia juga hitem kali! Udah badan besar bodoh lagi!" Lisa mengatakannya ke Doni. Doni langsung kesal dengan Lisa. Doni sudah dari dulu kesal dengan Lisa. Lisa juga pernah bilang kalau Doni itu 'anak haram' walaupun Lisa hanya bilang kalau bercanda tapi ini sangat menyakitkan bukan?

"Udah lah Cin. Emang Lisa begitu. Dikasih tau gak mau dengerin. Emang ngeselin tuh anak! Bisa nya cuma ngomong dibelakang sama di social media! Apa gak malu tuh anak?"

"Namanya juga LISA! Gak punya perasaan tuh anak. Gak pernah diajarin sopan santun kali ya."

"Tau tuh anak. Emang gak pernah diajarin!"

"Udah Don, gue gak mau ngomongin dia lagi bikin gue darah tinggi!" Cinta meredakan amarahnya di bawah kipas angin dan menghela nafas yang panjang.

Di rumah, Lisa hanya marah-marah sendiri dan bermain HP nya. "Dasar tuh Cinta gak tau diri! Sahabat gue kemana lagi. Lo lo pada bukan sahabat gue! Doni juga emang banci tuh anak. Dulu lo pada baik sama gue. Kenapa tiba-tiba marah sama gue? Gue salah apa sama lo pada?" Lisa masih belum tau kalau dia salah. Lisa masih belum bisa mengintropeksi dirinya. Sampai suatu hari Santi sahabatnya memberi tau kesalahannya. Tapi Lisa hanya terdiam. Dia tidak merasa kalau perbuatannya salah. Santi juga mengasih tau SMS dari kakak kelasnya yang kesal dengannya. Lisa tetap belum bisa mengaku kesalahannya. Memang banyak kesalahan di diri Lisa. Lisa tidak pernah menceritakannya ke Santi.

1 bulan tidak bermain dengan Lisa, nilai Santi selalu mendapatkan nilai tertinggi dikelasnya. Santi bisa mengalahkan murid yang paling pintar dikelasnya. Lisa sangat iri dengan Santi, Lisa ingin belajar dari Santi. Tapi Lisa tidak tau harus berkata bagaimana. Lisa takut kalau Santi marah dengannya.

"San, aku mau minta bantuan dong. Boleh gak?"

"Bantuan apa Lis?"

"Kamu bisa ajarin aku gak San? Aku memang malas. Aku setiap hari memang tidak belajar. Aku selalu ingin aku bahagia aja. Aku tidak pernah memikirkan belajar."

"Boleh kok Lis. Tapi kalau aku gak sibuk ya Lis!"

"San, maaf ya. Aku salah besar sama kamu dan teman lainnya. Aku harusnya gak bilang kalau Doni anak haram dan banci. Pasti Doni sakit banget dan kesal banget sama aku."

"Lis, harusnya kamu minta maaf dengan Doni. Memang Doni sangat sakit mendengar kata itu. Harusnya kamu berfikir kalau kamu yang dikatakan anak haram kamu bisa bagaimana. Yang kamu rasakan saat itu sama dengan yang dirasakan oleh Doni."

"Iya San, aku tau kok. Tapi aku gak tau harus minta maaf gimana."

"Kamu bisa pelan-pelan jelasinnya. Kamu juga harus bisa belajar dengan rajin. Jangan selalu dipengaruhi oleh HP. Kamu harus bisa ngatur waktu kamu. Kapan kamu belajar kapan kamu bermain."

"Terima kasih ya San, emang kamu yang paling ngertiin aku."

"Sama-sama Lis."

Lisa dan Santi sudah baikan. Hanya menunggu Lisa minta maaf dengan teman-teman lainnya.

"Maaf ya teman-teman." Lisa meminta maaf di depan kelas. Banyak anak yang tidak percaya kalau Lisa bisa berubah. Doni juga tidak bisa percaya. Doni dan Cinta masih sangat kesal dengan Lisa. Kemudian datanglah sahabat Lisa.

"Lisa sudah berjanji kok sama aku. Kalau dia berbuat kesalahan lagi dia tidak akan mengganggu kita. Jadi maafin Lisa ya. Percayalah dengan Lisa." kata Santi.

Doni, Cinta dan teman lainnya hanya menjawab "Ya" dan langsung pergi. Lisa sangat senang walaupun hanya dijawab singkat oleh teman-temannya.

Sekarang Lisa sudah berteman akrab lagi dengan teman-temannya. Kelas menjadi sangat tentram.

Terima kasih sudah membaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun