Ga cuma bahasa asing yang diserap bangsa asing juga
Lempar teman malah ga kena
Kena kepala bisa amnesia
Mereka bukan orang Cina
Kita sama-sama orang Indonesia
Halo Mas Bro dan Mbak Bro.
Selamat tahu baru imlek ya buat yang merayakan.
Melihat temen berkulit putih, mata irit, dan wajah oriental di mall-mall pasti udah biasa. Rasa iri sering muncul sama mereka. Dengan pakaian dan kendaraan yang selalu bagus dan diatas rata-rata. Kalau diruang terbuka mereka jarang keliatan tapi begitu dipusat jualan. Mereka jadi banyak.
Di Indonesia rekan sedarah kita yang sudah bangga disebut Indonesia ini tergolong minoritas. [1]Tapi ternyata penduduk dari San Fransisco sepertiga berasal dari Cina. Sedangkan di Indonesia, Wikipedia ngomong kalau berdasarkan data sensus 2010 kalau keturunan Cina adalah 2.832.519 jiwa.
Seperti yang disebut dalam sejarah. [2]Bangsa Tiongkok datang ke Indonesia sejak abad 4 untuk tujuan belajar agama dan akhirnya terus berlanjut dengan latar belakang dagang. Hubungan yang sudah baik sejak lama akhirnya membuahkan hadiah kewarganegaraan kepada mereka. Dalam Pasal 2 UU Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan Indonesia disebutkan “Yang menjadi Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara”. Bersyukur sekaligus miris. Bangsa yang sudah hidup bersama sejak sebelum maseh ga segera mendapatkan pengakuan. Lahir bersama, tumbuh bersama, tidur bersama, bahkan akhirnya dikubur di tanah yang sama. Baru mendapat pengakuan pada 2006.
Sulit memang menerima hal baru dalam kehidupan kita. Sampai akhirnya ada keyakinan kalau itu benar-benar berguna dan bermanfaat. Tapi untuk fakta selanjutnya sulit atau ga. Sudah ga jadi masalah lagi. Meskipun mendapat gelar kebangsawanan sebagai minoritas. Harus diakui kalau keadaan temen kita ini “dibalik layar” adalah mayoritas.
Istilah gampang untuk mewakilinya adalah kecil-kecil cabe-cabean, eh cabe rawit. Untuk kerja kerasnya memulai semua usaha dari NOL BESAR. Kalau ada kata-kata diatas “salut”, maka akan diucapkan untuk mereka. Indonesia semakin kaya. Ga cuma menyerap bahasa asing dan digubah menjadi bahasa Indonesia. Ternyata orang asing juga bisa diserap menjadi bangsa Indonesia. Salut buat Indonesia. Tosss.
“Ga peduli apapun agama, suku, warna kulit, dan apapun itu. Ga peduli. Siapapun yang cinta Indonesia dan “berbuat baik dengan cara yang baik” untuk Indonesia, itulah Indonesia. “
Berbeda dengan data yang dikutip diatas, Badan Pusat Statistik memperkirakan kalau temen oriental kita ini. Kalau ngumpul bisa mencapai 12 juta jiwa pada tahun 2014. Itu berarti 5% dari total semua penduduk Indonesia. Perhatikan baik-baik. Disinilah hebatnya temen kecil ini. 80% ekonomi Indonesia dikuasai dan dikendalikan oleh mereka. 5% berbanding 80%, wow. Jadi kita harus berjuang keras Mas Bro dan Mbak Bro untuk bersaing didunia bisnis dengan mereka.
Selanjutnya, temen kecil kita ini juga meraih Piala Champion secara berturut-turut sejak 1998-2013 untuk orang terkaya di Indonesia. Berdasarkan Forbes tahun 2013, 90% dari 1000 orang kaya di Indonesia adalah ... . Silahkan jawab sendiri Bro. Sekali lagi kita harus bersaing keras ... dan adil.
Sebagai penutup, imlek sudah didepan mata. [3]Tahun Baru Imlek adalah festival yang paling ditunggu-tunggu di Cina. Banyak pementasan, perayaan, dan karnaval yang diselenggarakan. Selamat merayakan temen kecil. Terima kasih untuk semua baik buruknya. Indonesia baik karena “kita” berbeda. Karena berbeda adalah Indonesia.
Semoga berguna.
Senang bisa berbagi cerita dengan kalian.
Orang Cina dikenal pelit
Yah, itu stereotipenya
Indonesia harus melejit
Menjadi tuan dirumahnya
Banyumanik, Semarang
20:36 WIB 05 Februari 2016
Tulisan Kita
Kalau ada pertanyaan atau hal-hal yang mau didiskusikan silahkan memberikan komentar dibawah.
Terimakasih
Tentang Kita
Twitter : keKITAan_
Facebook : Tentang Kita
Instagram : kekitaan_
Youtube : Kita/
Website : kekitaan.com
[1] Sumber : www.berkuliah.com
[2] Sumber : www.wikipedia.org
[3] Sumber : www.berkuliah.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H