Mohon tunggu...
Kita/
Kita/ Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Semua orang pasti punya keresahan. Pasti punya masalah. Kita bisa berbagi apapun untuk selesaikan itu. Kita disini mau berbagi banyak hal lewat tulisan, foto, dan video.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jangan Lupakan #MelawanPemerintahAsap : #SosialKita3

17 November 2015   11:09 Diperbarui: 18 Juli 2016   10:31 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Boleh toleransi internasional tapi jangan lupa rumah.
Melawan asap dengan ASAP.
#MelawanPemerintahAsap     

Semua ikut berduka atas paris
 Tapi jangan terlalu terbawa suasana
 Asap di Indonesia jangan sampai ditepis
 Karena belum jelas penyelesaiannya

Hallo Mas Bro dan Mbak Bro

Gimana kabarnya hari ini?

Sudah liat asap yang terus berkuasa?.

Sejak kejadian teror di Paris banyak berita disemua media yang bersenandung sedih, kritik, dan solusi. Semua perhatian dunia tertuju ke negeri menara Eifell itu. Banyak yang melakukan pencarian di Mbah Google dengan kata kunci Paris, Perancis, Teror, dan Terorisme. Gaterkecuali Kompasiana. Banyak kompasianer yang berlomba-lomba membuat tulisan sesuai dengan keresahan masing-masing. Banyak profil pictureyang berwarna biru, putih, dan merah.

Sebagai bentuk solidaritas Internasional dan memang kita benar peduli dengan kejadian itu. Banyak yang setuju dengan pemasangan latar belakang bendera Perancis itu. Ya tapinamanya manusia ya ada Pecinta ada Pembenci. Kalau kata anak zaman sekarang ada lovers ya ada juga haters. Ada juga yang berkoar-koar tidak suka di dunia maya soal pemasangan bendera ini. Berteriak, kenapa pasang bendera itu. Kenapa saat ada bencana di Indonesia tidak ada hal semacam  itu. Jawabannya sederhana saja. Karena gaada inisiator dan tidak ada aplikasi seperti yang ada saat ini. Tetaplah berpikir positif Mas Bro dan Mbak Bro. Siapapun kalian yang tidak suka dengan tiga warna “itu”.
Sampai akhirnya muncul postingan ini difacebook dan memberikan jawaban ke semua orang kalau pemasangan latar belakang merah putih pada profil pictureitu melanggar undang-undang. Undang-undang apa yang dilanggar, pasal berapa, dan apa sanksinya. Benar atau ga,fakta atau opini sajasaja. Silahkan dibaca sendiri. Karena disini kita gamau bahas soal itu.

Seperti halnya sekarang dalam tulisan ini. Pembaca terbuai kan dengan fakta tentang teror diparis. Oh ya, apa, kenapa, dan untuk apa semua itu teror itu. Dibaca terus sampai ludes. 3 (tiga) hari terakhir semua orang membicarakan teror di Paris. Bahkan dalam tulisan ini judulnya pun seperti itu. Tulisan terakhir yang masih nongoldi kompasiana soal Paris adalah “Berduka untuk Paris vs Perdamaian Dunia” karya Octavianus Gautama.

Sampai pada satu titik disadari atau ga. Kita melupakan asap yang masih berkuasa disini. Ya disini di Indonesia bukan di Perancis. Boleh bersolidaritas tinggi tapijangan terbuai dan lupa dengan rumah.

Dari banyaknya tulisan tentang teror paris ternyata masih ada temen kompasianer yang membuat tulisan tentang asap. Salut untuk Mas Bro Salman Darwis. “Soal Kabut Asap Negara Tidak Termaafkan”. Begitulah judulnya. Saat kembali pulang kawan semua. Boleh tetap memperhatikan kejadian diluar. Tapibisakah kita membuat tulisan dan perubahan profil picturebesar-besaran sekarang. Untuk menggerakkan “oknum” Pemerintah Asapyang tidak jelas arah, tujuan, dan perkembangan usahanya menangani soal asap ini. Sekarang kita udah taucaranya bukan, kita cuma perlu buat tulisan dan foto untuk menggerakkan banyak hati. Tulisan lewat postingan status di facebook, twitter, path, instagram, line, bbm, dan apalagi ... Bantu saya sebutkan satu persatu. Ganti juga foto kita semua disitu dengan latar belakang #MelawanPemerintah Asap. Ayo kita buat ketar ketir #PemerintahAsap yang belum jelas gaungnya sampai sekarang. Minimal kasih taukita sampai mana sih penanganan asap sudah berjalan.

“Liat sekarang, asap berkurang bukan karena usaha manusia. Berkurang karena hujan turun. Kalau begitu buat apa ada “institusi” ini. Besok-besok ga usahtunggu pemerintah, tunggu hujan aja.” Itulah penggalan curhat kita tapijangan pesimis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun