Rela melakukan perubahan pada anggota tubuhnya supaya bisa terlihat mirip dengan idolanya.
Dilansir dari laman Innovations in Clinical Neuroscience, orang dengan obsesi pada idolanya mungkin menunjukkan ciri-ciri narsistik, disosiasi, kecenderungan kecanduan, perilaku menguntit, dan pembelian kompulsif. Penelitian juga menunjukkan bahwa individu dengan tingkat pemujaan yang tinggi cenderung memiliki kesehatan mental yang lebih buruk serta gejala klinis depresi, kecemasan, dan disfungsi sosial. Dengan catatan, sampai saat ini belum ada penelitian yang meneliti gangguan jiwa Aksis I dan II pada orang dengan obsesi tinggi pada idola. Namun, CWS ini sering kali dikaitkan dengan sejumlah potensi penyakit psikologis.Â
Penelitian Pada Celebrity Worship Syndrome
Dalam meneliti fenomena CWS ini, sudah ada beberapa skala yang dikembangkan untuk mengukur tingkat obsesi dari seseorang. Beberapa skala tersebut adalah, The Celebrity Worship Scale yang berisi 17 hal mendasar untuk mendeteksi seseorang pada 3 tahap pemujaan (tingkat rendah, tingkat menengah, dan tingkat tinggi), The Celebrity Attitudes Scale yang berisi 22/23/34 hal mendasar untuk mendeteksi seseorang dalam 3 subskala (subskala hiburan-sosial, subskala intens-pribadi, dan subskala ambang patologis), dan The Public Figure and Preoccupation Inventory yang berisi 50 hal mendasar untuk menilai sikap dan perilaku terhadap seorang figur publik.
Penelitian juga menunjukkan adanya kemungkinan sindrom kejiwaan klinis yang dialami oleh orang-orang yang mengalami CWS. Namun, penting untuk ditekankan bahwa sampai saat ini belum ada penelitian yang secara sistematis meneliti gangguan kejiwaan Aksis I atau II pada CWS.Â
- Disosiasi. Berkaitan dengan tingkat obsesi dan kecenderungan terhadap fantasi dan disosiasi. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat obsesi sedang dan tinggi dikaitkan dengan kecenderungan fantasi dan disosiasi. Penelitian yang dilakukan seperti menjalin kontak dengan seorang selebriti (didasarkan pada fantasi dan keyakinan yang tidak akurat) dan perasaan terhadap selebriti favorit.
- Kecenderungan Menuju Kecanduan. Penelitian menunjukkan adanya hubungan statistik positif antara tingkat obsesi seseorang dengan kecanduan.Â
- Depresi dan Kecemasan. Penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan secara statistik antara depresi dan kecemasan dengan tingkat obsesi seseorang pada idolanya berkorelasi dengan gejala somatik. Secara khusus, responden dengan tingkat obsesi yang lebih tinggi memiliki tingkat kecemasan, depresi, gejala somatik, dan disfungsi sosial yang lebih tinggi serta tingkat kepuasan hidup yang lebih rendah dan pengaruh positif yang lebih sedikit. Â
Kesimpulan
Walaupun belum ada penelitian yang secara sistematis memasukkan celebrity worship syndrome, beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara tingkat obsesi dengan potensi patologis, kesulitan emosional, dan kondisi psikologis seseorang. Hal ini menjadikan fenomena ini menjadi kajian yang siap untuk diteliti. Sebagai mahasiswa Universitas Airlangga, penting untuk ikut berkontribusi positif pada fenomena ini. Fenomena ini juga linier dengan studi psikologi yang sedang saya lakukan. Penting bagi kita, untuk bersikap sewajarnya pada orang yang kita jadikan sebagai idola. Cukup ambil apa yang baik tanpa harus menjadikan mereka seolah-olah satu-satunya sumber kebahagiaan bagi kita. Hal ini akan tetap menjaga mental kita tetap sehat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H