Sekalipun jauh terpaut, mud dan sho' ini tetap dipakai karena mereka yakin bahwa doa Nabi akan keberkahan sho' dan mud terus melimpah. Keberkahan ini dianggap sebagai alasan bahwa sho' dan mud tidak akan berubah ukurannya dari zaman ke zaman. Namun fakta mengatakan, ukuran sho' dari tiap sanad berbeda-beda.
Beberapa ukuran mud dari para masyayikh dan ukurannya.
- 748 ml (1 sho' = 2992 ml)
- 786 ml (1 sho' = 3144 ml)
- 760 ml (1 sho' = 3040 ml)
- 788 ml (1 sho' = 3152 ml)
- 789 ml (1 sho' = 3156 ml)
- 790 ml (1 sho' = 3160 ml)
- 755 ml (1 sho' = 3020 ml)
Ukuran di atas adalah sanad mud yang bersambung kepada sahabat Zaid bin Tsabit
Selain mud yang bersambung kepada sahabat Zaid bin Tsabit, salah satu museum menyimpan mud yang diperkirakan sudah ada pada abad 8 hijriyah. Mud ini bertuliskan mud Raja Marinid Abu Hasan yang dibuat di Algeria pada tahun 731 -749 H / 1331-1348 M. Terbuat dari kuningan dan ornamen pahat dengan mulut mud yang lebih kecil dari alas mud. Tinggi 10 cm, diameter alas bawah 11.6 cm, dan diameter mulut 8.1 cm. Volume dari wadah ini kurang lebih 770 ml. (1 sho' = 3080 ml)
Sedangkan wadah kedua ini adalah mud yang ditemukan di Fez Maroko. Dibuat sekitar tahun 1866-1867 M. Terbuat dari tembaga campuran dan dihiasi dengan dekorasi pahat. Tingginya 11.5 cm, diameter mulut 10.5 cm dan diameter alas 8.5 cm.[5] Volume dari sho' ini sekitar 818 ml. (1 sho' =3272 ml). Ada juga sho' lain yang tidak diketahu sanadnya yang volumenya 3.010 ml.
Kedua: menggunakan dua telapak tangan
Cara yang kedua untuk menentukan ukuran mud adalah dengan menggunakan cakupan dua telapak tangan laki-laki yang memiliki ukuran tangan yang sedang, kedua tangan dipenuhi oleh biji-bijian tanpa diratakan, dan kedua tangan benar-benar melebar tidak menggengam. Peneliti Kholid bin Sad' bin Muhammad as-Sarhid menguji empat puluh orang yang sedang posturnya. Rata-rata dari pengujian tersebut satu mud sekitar 628 mililiter (1 sho' = 2,512 lt). Metode ini juga dipakai sebagian ulama kontemporer dalam menentukan satu sho'.
Ketiga: menggunakan biji gandum dan jelai
Peneliti Kholid bin Sad' bin Muhammad as-Sarhid menkonversi satuan berat mud ke satuan isi dengan menggunakan biji gandum yang beratnya 2035 gr. Gandum yang digunakan ada yang berat, sedang dan ringan. Biji yang dipakai adalah gandum yang sedang dan dipupuk dengan pupuk organic, bukan pupuk kimiawi agar bisa sama dengan kualitas dan kuantitas gandum masa dahulu. Setelah diukur, volume dari berat gandum 2035 gr adalah 2430 ml / 2,430 lt.
Fatwa Uni Emirat Arab mengatakan bahwa satu mud 625 ml (1 sha' = 2,500 lt). Peneliti menggunakan biji jelai sebagai media pengukuran yang beratnya 510 gr.[6]
Dr. Muhammad Ahmad Ismail al-Khoruf juga menggunakan media gandum untuk mengukur satu mud dan ditemukan volume satu mud, 688 ml (1 sha' = 2,752 ml)[7] Namun ia mengatakan bahwa satu sha' dengan gandum beratnya 2. 173 gr, bukan 2.035 gr sebagaimana pendapat Kholid bin Sad' bin Muhammad as-Sarhid, atau selisih 102 gr.