Pemerintah perlu melibatkan semua kementerian dalam penanggulangan stunting, terutama Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian Pendidikan, serta Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal. Kolaborasi antar-kementerian ini sangat penting karena stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah sosial, ekonomi, dan pendidikan.
- Meningkatkan Akses Layanan Kesehatan untuk Ibu Hamil dan Balita
Pemerintah harus memperluas akses pendidikan dan konseling gizi melalui posyandu dan puskesmas. Ini penting agar para ibu mengetahui tentang pentingnya ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, serta pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi.
Pemerintah harus memastikan distribusi tablet besi untuk ibu hamil dan vitamin A serta zinc untuk anak-anak balita yang berisiko stunting. Pelayanan imunisasi dasar yang lengkap juga harus dipastikan agar anak-anak terlindungi dari penyakit yang bisa mengganggu tumbuh kembang mereka.
- Program Pemberian Bantuan Sosial dan Pangan Bergizi
Memperluas PKH untuk mencakup lebih banyak keluarga dengan anak-anak berisiko stunting. Program ini dapat diberikan bersama dengan pendampingan untuk memastikan ibu hamil dan anak-anak mendapat akses ke makanan bergizi dan pelayanan kesehatan yang memadai.
Mempercepat distribusi makanan bergizi seperti bubur bayi yang kaya protein, vitamin, dan mineral bagi balita yang mengalami kekurangan gizi. Pemerintah juga bisa memperkenalkan program makanan sehat berbasis lokal, memanfaatkan bahan pangan yang tersedia di daerah masing-masing.
- Meningkatkan Infrastruktur Sanitasi dan Kebersihan
Salah satu faktor penyebab stunting adalah infeksi yang disebabkan oleh sanitasi buruk dan akses terbatas terhadap air bersih. Pemerintah harus segera mempercepat pembangunan infrastruktur air bersih, toilet sehat, serta memperkenalkan program sanitasi yang tepat guna.
Selain infrastruktur, edukasi masyarakat tentang kebersihan lingkungan juga harus ditekankan, terutama di daerah rawan stunting, agar mereka dapat terhindar dari penyakit infeksi yang dapat menghambat pertumbuhan anak.
- Pemantauan dan Evaluasi yang Berkelanjutan
Pemerintah harus segera membangun dan mengintegrasikan database stunting nasional yang mencatat perkembangan anak dari lahir hingga usia 2 tahun, untuk memudahkan deteksi dini. Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dan data Riskesdas bisa digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang prevalensi stunting dan faktor-faktor penyebabnya.
Program penanggulangan stunting yang ada harus dievaluasi secara berkala untuk memastikan keberhasilan dan efektivitasnya. Jika ditemukan masalah atau kekurangan, pemerintah perlu segera melakukan penyesuaian kebijakan agar penanggulangan stunting berjalan lebih optimal.
Peran Stakeholder Lain Dalam Mengatasi Stunting
- Sektor Swasta
Perusahaan-perusahaan besar, terutama yang bergerak di bidang pangan dan gizi, perlu menjalankan CSR yang lebih terarah untuk mendukung penanggulangan stunting. Program yang bisa dilakukan termasuk pemberian makanan sehat untuk keluarga kurang mampu, terutama di daerah dengan angka stunting tinggi, serta pendidikan mengenai pola makan sehat bagi ibu dan anak.