Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi-Puisi Lapuk

3 Januari 2023   10:40 Diperbarui: 3 Januari 2023   10:42 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi-Puisi Lapuk

Ini puisi-puisi lapuk:

Puisi yang kau biarkan menggigil dilahap waktu tinggimu yang tertinggal

Merayap diam di sudut bibir merah bekumu

Dan terkapar di ujung jari-jemari lentikmu nan majal

Terkadang, mereka

Sembunyi-sembunyi mengintipmu nakal di bawah sepatu hak tinggimu, kala

Engkau mencoba genit,

Rikala menyusun tergesa baris-baris harimu yang lelah memburu entah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun