(1)
Ayah, siang ini engkau datang
Bersama dua rangkaian besar rambutan segar  Â
Sapa dan senyummu masih seperti dulu
Ketika musim rambutan bergelayutan di belakang rumah kita
(2)
Ayah, tak biasanya engkau datang di siang hari
Ketika selimut lelah menidurkanku
Hari ini engkau telah punya cicit yang lucu menggemaskan, Ayah ..
Mungkin karenanyalah engkau menyengaja datang
(3)
Ayah, kuingin engkau datang lagi malam nanti
Kini musim rinduku tak lagi usai ayah ..
Sapa dan senyummu itu menyejukkan hati seperti yang kukenal dulu
Ayah, aku selalu merinduimu meski tanpa musim rambutan tiba ..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H