Dialog si pandir dan si fulan
(1)
(Fulan)
Hai Pandir, kenapa ember yang bocor itu masih saja kau isi dengan air?
Seharusnya, kau tambal lah ember itu terlebih dahulu? Atau kau beli ember yang baru, agar tak mubazir
(2)
(Pandir)
Woi Fulan, kau tahu apa dengan emberku ini? Terserah akulah mau kutambal atau tidak, apa pula urusanmu?
(3)
(Fulan)
Pandir!, aku tak urusan dengan kau, terserah kau ajalah semaumu suka, itu ember memang punya kau tapi untuk kau tahu, air itu kau ambil dari sumurku dan sumurku itu dimanfaatkan oleh orang banyak, sayang kan kalau airnya sia-sia karena tumpah