kalam malam
(1)
Malam ini, inginku menulis riwayatmu kini
Setelah air matamu yang tiada henti mengalir itu, tergenang
Merupa danau kesedihan nan tak berkesudahan
Begitu dalamnya lukamu hingga menjelmakan duka yang membatu Â
(2)
Sekarang, kuingin memulainya dengan tulusnya sapa
Lalu, dalam kegundahanmu itu bagaimana keada'anmu kini puteri?
Semoga engkau telah pandai menyusut kelamnya hari lalu Â
Setelahnya, biarkan malam yang mengusap sisa lara kesedihanmu
(3)
Malam ini, kubersungguh ingin menuliskan riwayatmu
Dalam diamnya persembunyian isakmu yang paling senyap,
Dengan sembunyi aku berjanji, akan menuliskan getirnya kisah pilu lukamu itu diam-diam
Hanya untuk kita saja, kau dan aku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H