Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menulis Riwayatmu, Puteri

13 Agustus 2022   21:23 Diperbarui: 13 Agustus 2022   21:32 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kalam malam

(1)

Malam ini, inginku menulis riwayatmu kini

Setelah air matamu yang tiada henti mengalir itu, tergenang

Merupa danau kesedihan nan tak berkesudahan

Begitu dalamnya lukamu hingga menjelmakan duka yang membatu  

(2)

Sekarang, kuingin memulainya dengan tulusnya sapa

Lalu, dalam kegundahanmu itu bagaimana keada'anmu kini puteri?

Semoga engkau telah pandai menyusut kelamnya hari lalu  

Setelahnya, biarkan malam yang mengusap sisa lara kesedihanmu

(3)

Malam ini, kubersungguh ingin menuliskan riwayatmu

Dalam diamnya persembunyian isakmu yang paling senyap,

Dengan sembunyi aku berjanji, akan menuliskan getirnya kisah pilu lukamu itu diam-diam

Hanya untuk kita saja, kau dan aku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun