(1)
Tergesa merentang jemari tak sabaran menari di lantai tanya
Berupaya membaca gurat wajahmu mumpung pagi masih terlentang sunyi
Kiranya kutemukan sosokmu nan elok hanyalah selebar payung
Pondok-pondok terong sederhana berjajar mengitarimu
(2)
Namun tunggu sebentar
Itu dulu
Ketika konon kabarnya julukanmu masih kandangnya rumah-rumah semak pemotongan ayam
Ketika dulu sekali bule-bule kompeni masih erat bercokol
(3)
Kini ketika matahari telah mekar
Lain pula ceritanya
Kamu 'tlah menjelma menjajah batavia dengan lenggang-lenggok indah catwalk gemulai
Melebarkan payungmu dengan berjuta keindahan pondok-pondok mode
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H