Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tjitajam

25 Juli 2022   08:12 Diperbarui: 25 Juli 2022   08:14 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)

Tergesa merentang jemari tak sabaran menari di lantai tanya

Berupaya membaca gurat wajahmu mumpung pagi masih terlentang sunyi

Kiranya kutemukan sosokmu nan elok hanyalah selebar payung

Pondok-pondok terong sederhana berjajar mengitarimu

(2)

Namun tunggu sebentar

Itu dulu

Ketika konon kabarnya julukanmu masih kandangnya rumah-rumah semak pemotongan ayam

Ketika dulu sekali bule-bule kompeni masih erat bercokol

(3)

Kini ketika matahari telah mekar

Lain pula ceritanya

Kamu 'tlah menjelma menjajah batavia dengan lenggang-lenggok indah catwalk gemulai

Melebarkan payungmu dengan berjuta keindahan pondok-pondok mode

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun