Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lagi, Souteneur

1 Juni 2022   07:47 Diperbarui: 1 Juni 2022   07:51 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)

Seorang lelaki kekar paruh baya tampak gusar

Tatapnya yang liar mondar-mandir menyapu sunyi

Sebatang puntung rokok kretek membasah di bibirnya

Anyir keringat malam masih bersisa di wajahnya yang membeku

(2)

Lelaki paruh baya itu tidak sendirian bertopang diri

Isterinya yang gendut termangu diantara dinginnya dipan

Guratan ayu masa lalu masih menyisakan garis seronok di wajahnya

Polesan gincu tebal tampak memucat di bibirnya yang nakal  

(3)

Telah beberapa hari ini sepasang suami isteri itu didera alpa

Malam-malam mereka yang biasanya hangat lalu begitu senyap   

Entah kenapa para penikmat malam kini hanya bersentuhan tatap

Menyisakan sesak memburu pada wajah mereka yang dingin    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun