Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Propaganda

18 April 2022   22:22 Diperbarui: 18 April 2022   22:25 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)

Ramai ilalang tersuruk menyembunyikan luka

Ketika bertubi tapak tak berbayang mematah langkah

Suara-suara nan entah berkeliaran menerkam asa

Genggam erat yang berpagut perlahan masai

(2)

Kepedulian kini hanya menyisakan sesal

Tak ada lagi hijaunya senyuman yang sempat bertunas

Kata yang biasanya menajam sasar kini tlah majal

Tersungkur sesak diantara rerumputan patah

(3)

Ada yang berupaya bangkit mengusapkan jemari

Diantaranya ramai ilalang yang tersungkur

Berharap suara-suara nan entah berantah tlah berlalu pergi

Namun asa yang terengah tak lagi kuasa menutup luka   

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun