(1)
Pagi belumlah lagi menyala
Selubung langit tampak terperangkap terkantuk
Jalanan masih disaput senyap
Nun di kejauhan derit sepeda ontel tlah berkayuh senyum Â
(2)
Terlihat lamat sosok lelaki muda Â
Dia perkasa dengan dua karung besar kerupuk diboncengannya
Selepas subuh terjaga dia mulai menjaring matahari
Berkeliling gang menangkap jernuhnya keringat
(3)
Lelaki muda itupun mukim dimataku
Setiap harinya dia tekun meraut indahnya waktu di lubuknya cahaya asa
Tak kubaca secuil kesahpun pada tanda baca dimatanya Â
Pagi ini seperti biasanya sepeda ontel itu baru saja berlalu diantara kantuk mereka yang lalai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H