Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bulan Sabit di Atas Daun

10 Juli 2016   11:09 Diperbarui: 10 Juli 2016   11:24 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)

Bulan sabit itu tergenang di atas daun

Ia kesiangan pulang

Wajahnya basah meniris tersangkut embun

Cahaya tatapnya meredup

(2)

Ingin rasanya mengantarkan pulang

Merangkulnya erat dalam dekap hangat kekasih

Namun tapak langit terlanjur memudar

Kaki matahari tlah menapak tinggi

(3)

Kucoba mengitar bulat matanya

Meraih ranting nakal yang terus saja menggoda

Kiranya akupun terlanjur merasai  

Meski terluka kumau mengusap senyumnya yang ranum

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun