Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Jentik Jemari Crane

19 September 2015   20:32 Diperbarui: 19 September 2015   20:32 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

(1)

Bermula pada kabut tipis di pelabuhan cinta

Cahya bintang di langit batavia tiba-tiba panas menyengat dermaga

Ia menyasar sisi kelam tiang pancang bergelombang dusta diantara ketinggian crane

Memburu segerombolan tikus bulan

(2)

Namun kilau pedang bertaburkan bintang itu menghantam batu karang

Sengat cahyanya kembali pulang bak bumerang

Menghantam pongah lantangnya sang bintang yang lengah

Kiranya sengat cahya bintang itu menyasar pada crane yang siapkan tengadah

(3)

Jentik jemari crane itu menjatuhkan cahya bintang ke laut

Kilaunya seketika memudar

Tak tersua tatap amarah yang semula nanar seolah membakar segala

Menyisakan sekedar gelepar

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun