Mohon tunggu...
Keberlanjutan.com -
Keberlanjutan.com - Mohon Tunggu... -

Profit, People, Planet, dan Pancasila

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Patriotisme dalam CSR di Cina

22 April 2014   20:14 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:20 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Pertumbuhan ekonomi Cina sangat tinggi. Kondisi ini juga memicu praktik CSR. Praktik CSR di Cina memiliki keunikan tersendiri, berdasarkan kondisi sosial dan budaya negeri ini, termasuk patriotisme.

Pertumbuhan ekonomi Cina saat ini sedang melorot. “Pertumbuhan (Cina) pada triwulan pertama tidak memuaskan. Tetapi, situasi saat ini seakan masih dalam kondisi uji coba—bukan mewakili (pertumbuhan) setahun,” ujar Li Xiaopeng, kepala dewan pengawas China Investment Corp, dalam konferensi investasi Credit Suisse di Hong Kong.

Dalam dua bulan pertama 2014, data perekonomian Cina menunjukkan hasil mengecewakan. Indeks saham turun dan perbankan investasi terpaksa menurunkan prediksi pertumbuhan Cina. Tahun lalu, Cina mengatakan akan mengambil sejumlah langkah reformasi untuk membuat sektor korporasi lebih kompetitif. Namun banyak analis mengatakan kebijakan ini akan membebani pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu.

Pertumbuhan ekonomi juga memicu praktik CSR. CSR kali pertama muncul di Cina pada awal 1990-an, karena permintaan pembeli global untuk program audit etika dan tanggung jawab sosial (Shen dan Fleming, 2008). Perkembangan CSR di Cina semakin kental ketika negara ini masuk WTO tahun 2011 (Chen, 2009). Isu yang diangkat menurut Lu (2008) adalah masalah mata rantai pemasok, mulai dari tenaga kerja, tempat kerja, lingkungan, dan keamanan produk. Ini sesuai dengan standar global, seperti SA8000, ISO9000, dan ISO14000 (Rothlin, 2010).

Tahun 2009, Fortune Cina melakukan survei dan hasilnya sebanyak 56% dari 1.851 responden menjawab bahwa CSR telah menjadi tren di Cina. Hasil ini meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya 49% (Rothlin, 2010).

Konsep dan dimensi untuk meneliti CSR tersebut lebih pada konsep dan dimensi CSR yang dibangun para sarjana dari barat. Tahun 2006, Universitas Peking menerbitkan Survei, Evaluasi, Sistem dan Kriteria CSR Cina. Kunci indikator CSR di Cina meliputi kepentingan pemegang saham, kepentingan ekonomi dan sosial, manfaat yang diperoleh karyawan, tanggung jawab hukum, beroperasi dengan itikad baik, beramal, dan pelestarian alam (Xu dan Yang, 2010).

Hasil penelitian Pei (2006) terhadap 986 responden menghasilkan tiga kunci indikator CSR di Cina, yaitu (1) pengelolaan lingkungan, (2) tenaga kerja dan jaminan sosial, serta (3) membayar pajak. Beberapa peneliti Cina fokus pada hubungan antara CSR dan kinerja keuangan (Guo dan Yu, 2006; Li Zheng, 2006; Zhou (2007). Kemudian Xu dan Yang (2010) membuat penelitian dan membuat ringkasan tentang dimensi CSR Cina dan perbandingannya dengan CSR di barat, yakni:

CSR Barat

CSR Cina

Tanggung jawab ekonomi

- Menciptakan kesejahteraan dan keuntungan.

- Menyediakan produk berharga dan layanan kepada masyarakat.

- Pertumbuhan ekonomi dan efisiensi.

- Memastikan keberlanjutan perusahaan.

Tanggung jawab ekonomi

-Meningkatkan manfaat ekonomi dan menciptakan kesejahteraan.

-Efisiensi dalam memproduksi dan menyediakan layanan berkualitas.

-Mempromosikan pembangunan ekonomi di daearah dan pusat.

-Mengembangkan bisnis berkesinambungan.

-Mengembangkan teknologi daninovasi

Tanggung jawab hukum

-Mengoperasikan perusahaan dalam batas-batas hukum yang berlaku

Tanggung jawab hukum

-Mematuhi hukum dan peraturan dalam beroperasi.

-Membayar pajak.

Pelestarian lingkungan

-Tidak melakukan kerusakan lingkungan dan ekologis.

-Bertanggungjawab terhadap pemecahan masalah lingkungan dan ekologi.

-Perlindungan terhadap lingkungan.

Pelestarian lingkungan

-Memperkuat pelestarian lingkungan dan mengurangi polusi.

-Meningkatkan upaya untuk menekan pencemaran.

-Melestarikan sumber daya dan meningkatkan pemanfaatannya.

Konsumen

-Kualitas produk dan keselamatan.

-Keselamatan konsumen dalam pemakaian produk.

-Tidak beriklan palsu dan informasi yang menyesatkan

Orientasi konsumen

-Kualitas produk dan keselamatan.

-Kualitas adalah kehidupan perusahaan.

-Hak dan kepentingan konsumen.

-Barang asli dengan harga wajar.

Karyawan

-Kesehatan karyawan dan keselamatan kerja.

-Peningkatan ketrampilan dan pendidikan karyawan.

-Kesehatan fisik dan mental pekerja serta kepuasan kerja.

-Kesempatan yang sama dalam promosi dan pengembangan karyawan.

-Sistem asuransi dan pendapatan yang stabil.

Fokus pada masyarakat

-Produksi aman dan kesehatan kerja.

-Memberi pendidikan kepada staf.

-Memberi asuransi dan peningkatan kesejahteraan.

-Upah di atas minimum dan tepat waktu.

-Membentuk serikat kerja dan melaksanakan HAM

Sumbangan dan amal

-Mendukung kegiatan amal

-Aktif dalam kegiatan amal

-Peduli masyarakat kurang mampu

-Mendukung seni, budaya, dan olahraga.

Amal

-Sumbangan dan amal

-Mendukung dan perpartisipasi dalam kegiatan sosial.

-Memperhatian masyarakat miskin dan pendidikannya.

Kondisi sosial dan budaya yang berbeda antara Cina dan negara-negara di Eropa maupun Amerika membuat praktik CSR memiliki keunikannya tersendiri. Keunikan praktik CSR di Cina antara lain, dimensi tenaga kerja dengan karakteristik meningkatkan kesempatan kerja, mempekerjakan kembali karyawan yang di PHK, ikut menekan angka pengangguran nasional, dan menyediakan lapangan kerja bagi penyandang cacat.

Adapun dimensi niat baik memiliki karakteristik sesuai etika bisnis dan menghormati kontrak. Hal ini terkait bisnis yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan Cina banyak yang melanggar etika, seperti pemalsuan produk.

Keunikan lainnya adalah dimensi stabilitas sosial dan kemajuan ekonomi. Karakteristik dimensi ini adalahmemastikan stabilitas sosial dan keselarasan, melayani masyarakat dan mempromosikan kemajuan social, mendukung budaya, ilmu pengetahuan dan pendidikan, dan patriotisme, mempromosikan kemakmuran nasional.

Unsur patriotisme jarang terdengar dalam praktik CSR di belahan dunia barat. Di mana keuntungan tidak mengenal batas geografi Negara. Namun berbeda di Cina, yang memaknai CSR, salah satunya adalah patriotisme. (Agus)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun