Pertumbuhan ekonomi Cina sangat tinggi. Kondisi ini juga memicu praktik CSR. Praktik CSR di Cina memiliki keunikan tersendiri, berdasarkan kondisi sosial dan budaya negeri ini, termasuk patriotisme.
Pertumbuhan ekonomi Cina saat ini sedang melorot. “Pertumbuhan (Cina) pada triwulan pertama tidak memuaskan. Tetapi, situasi saat ini seakan masih dalam kondisi uji coba—bukan mewakili (pertumbuhan) setahun,” ujar Li Xiaopeng, kepala dewan pengawas China Investment Corp, dalam konferensi investasi Credit Suisse di Hong Kong.
Dalam dua bulan pertama 2014, data perekonomian Cina menunjukkan hasil mengecewakan. Indeks saham turun dan perbankan investasi terpaksa menurunkan prediksi pertumbuhan Cina. Tahun lalu, Cina mengatakan akan mengambil sejumlah langkah reformasi untuk membuat sektor korporasi lebih kompetitif. Namun banyak analis mengatakan kebijakan ini akan membebani pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu.
Pertumbuhan ekonomi juga memicu praktik CSR. CSR kali pertama muncul di Cina pada awal 1990-an, karena permintaan pembeli global untuk program audit etika dan tanggung jawab sosial (Shen dan Fleming, 2008). Perkembangan CSR di Cina semakin kental ketika negara ini masuk WTO tahun 2011 (Chen, 2009). Isu yang diangkat menurut Lu (2008) adalah masalah mata rantai pemasok, mulai dari tenaga kerja, tempat kerja, lingkungan, dan keamanan produk. Ini sesuai dengan standar global, seperti SA8000, ISO9000, dan ISO14000 (Rothlin, 2010).
Tahun 2009, Fortune Cina melakukan survei dan hasilnya sebanyak 56% dari 1.851 responden menjawab bahwa CSR telah menjadi tren di Cina. Hasil ini meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya 49% (Rothlin, 2010).
Konsep dan dimensi untuk meneliti CSR tersebut lebih pada konsep dan dimensi CSR yang dibangun para sarjana dari barat. Tahun 2006, Universitas Peking menerbitkan Survei, Evaluasi, Sistem dan Kriteria CSR Cina. Kunci indikator CSR di Cina meliputi kepentingan pemegang saham, kepentingan ekonomi dan sosial, manfaat yang diperoleh karyawan, tanggung jawab hukum, beroperasi dengan itikad baik, beramal, dan pelestarian alam (Xu dan Yang, 2010).
Hasil penelitian Pei (2006) terhadap 986 responden menghasilkan tiga kunci indikator CSR di Cina, yaitu (1) pengelolaan lingkungan, (2) tenaga kerja dan jaminan sosial, serta (3) membayar pajak. Beberapa peneliti Cina fokus pada hubungan antara CSR dan kinerja keuangan (Guo dan Yu, 2006; Li Zheng, 2006; Zhou (2007). Kemudian Xu dan Yang (2010) membuat penelitian dan membuat ringkasan tentang dimensi CSR Cina dan perbandingannya dengan CSR di barat, yakni:
CSR Barat
CSR Cina
Tanggung jawab ekonomi
- Menciptakan kesejahteraan dan keuntungan.
- Menyediakan produk berharga dan layanan kepada masyarakat.
- Pertumbuhan ekonomi dan efisiensi.
- Memastikan keberlanjutan perusahaan.
Tanggung jawab ekonomi
-Meningkatkan manfaat ekonomi dan menciptakan kesejahteraan.
-Efisiensi dalam memproduksi dan menyediakan layanan berkualitas.
-Mempromosikan pembangunan ekonomi di daearah dan pusat.
-Mengembangkan bisnis berkesinambungan.
-Mengembangkan teknologi daninovasi
Tanggung jawab hukum
-Mengoperasikan perusahaan dalam batas-batas hukum yang berlaku
Tanggung jawab hukum
-Mematuhi hukum dan peraturan dalam beroperasi.
-Membayar pajak.
Pelestarian lingkungan
-Tidak melakukan kerusakan lingkungan dan ekologis.
-Bertanggungjawab terhadap pemecahan masalah lingkungan dan ekologi.
-Perlindungan terhadap lingkungan.
Pelestarian lingkungan
-Memperkuat pelestarian lingkungan dan mengurangi polusi.
-Meningkatkan upaya untuk menekan pencemaran.
-Melestarikan sumber daya dan meningkatkan pemanfaatannya.
Konsumen
-Kualitas produk dan keselamatan.
-Keselamatan konsumen dalam pemakaian produk.
-Tidak beriklan palsu dan informasi yang menyesatkan
Orientasi konsumen
-Kualitas produk dan keselamatan.
-Kualitas adalah kehidupan perusahaan.
-Hak dan kepentingan konsumen.
-Barang asli dengan harga wajar.
Lihat Money Selengkapnya