Mohon tunggu...
Frengky Keban
Frengky Keban Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Penulis Jalanan.... Putra Solor-NTT Tinggal Di Sumba Facebook : Frengky Keban IG. :keban_engky

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Uma Pande, Rumah Anak yang Ditinggal Pergi

7 Agustus 2019   11:24 Diperbarui: 7 Agustus 2019   18:31 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Rumah Anak Uma Pande | Dokumentasi Pribadi

Iya anak-anak ungkapnya merasa sangat minder dalam pergaulannya bahkan ada yang tidak merasakan kebahagian sebagaimana yang dirasakan oleh teman seusianya. 

Anak-anak ungkapnya lebih banyak berdiam dalam rumahnya dan merasa ditinggalkan. Padahal di usia seperti itu, anak-anak sebutnya harus dijejali dengan kegiatan belajar sambil bermain.

"Walaupun tidak bersekolah di jalur formal mereka bisa merasakan dunia sekolah di sini (Uma Pande) dengan beragam ilmu yang mereka peroleh. Sehingga mereka juga bisa merasakan kebahagian sebagaimana yang dirasakan anak pada umumnya apalagi di tempat ini mereka ditempa juga menjadi pribadi yang berani untuk tampil di depan umum melalui kegiatan membacakan puisi maupun pidato,"katanya.

Walaupun keberpihakannya dan kepeduliannya terhadap anak-anak ini belum sepenuhnya didukung oleh pihak pemerintah baik desa maupun Kabupaten namun dirinya bersyukur diawal proses berdirinya, Uma Pande selalu didampingi oleh YPK Donders dan para tutor yang selalu memberikan yang terbaik buat perkembangan pendidikan anak-anak di wilayah tersebut.

"Saya diminta jadi tutor bersama teman saya Arnidiani. Keinginan kami membantu adalah alasan kami mau jadi tutor buat adik-adik kami di wilayah ini. Bagi saya pendidikan itu penting dan mereka harus bisa merasakan apa yang juga sudah kami rasakan. Kami tidak mau mereka kemudian hanya bermain tidak jelas lebih baik di sini (Uma Pande) mereka bisa dapatkan ilmu, dapat teman dan bisa bermain bersama teman-teman,"ungkap salah satu tutor Uma Pande, Santi Arniwati Dapa Duu.

Keterbatasan tidak lagi jadi penghalang selama keinginan mengubah sesuatu masih kuat mengintari pikiran kita dan itulah Uma Pande dengan segala kelebihannya. 

Walaupun baru didirikan namun dampaknya sudah dirasakan masyarakat sekitarnya bahkan Plt Kepala Desa Wee Limbu, Pieter Alfian Yulius Rewa saat itu secara tegas mengungkapkannya secara implisit. 

Baginya, Uma Pande adalah contoh nyata bagaimana membangun SDM di wilayah desa. Bahkan dirinya mendorong Uma Pande ini bukan hanya berada di satu dusun saja tapi juga harus bisa direplikasi di dusun lainnya.

"Hal ini penting untuk menyadarkan kita semua bahwa pendidikan anak itu penting. Selama ini orang lihat anak-anak desa itu selalu dibelakang. Saatnya kita merubah image itu. Kami sendiri (Pemerintah Desa) akan berupaya membantu dengan cara kami salah satunya dengan menyiapkan buku-buku berkualitas untuk anak-anak di sini dengan menggunakan anggaran dana desa. Kalaupun bukan tahun ini lewat APBDes perubahan maka tahun depan itu sudah pasti. 

Sedangkan di tahun ini kami sudah siapkan satu fiber penampung air untuk membantu anak-anak di sini, karena kami menilai pendidikan yang baik juga harus ditunjang oleh kesehatan yang baik pula," tegasnya lagi.

Penegasan itu adalah harapan. Harapan melihat generasi Sumba Barat Daya perlahan-lahan keluar dari keterpurukannya di bidang pendidikan pasalnya dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah SBD tahun 2017 sebanyak 25,2 % penduduknya tidak/belum pernah sekolah dan 14,48 % lainnya masuk kategori buta huruf. Sudah begitu pantaskah kita terus berdiam diri dalam keterpurukan tersebut? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun