Hal tersebut sesuai perhitungan yang ada, suara partai adalah suara yang paling menentukan sebagai modal suara yang kemudian menetukan caleg mana yang duduk mewakili partainya sesuai hitungan bilangan ganjil.Â
Boleh jadi ini adalah bagian dari intrik politik parpol untuk menaikkan elektabiltas partainya semata dengan mengorbankan kaum muda yang kebetulan punya basis massa jelas. Iya, kaum muda punya massanya sendiri selain hubungan kekerabatan dalam keluarga besar, hubungan pertemanan dan huubungan atas dasar seusia pun tidak bisa dikesampingkan begitu saja.Â
Dengan jiwa kemudaannya, kehadirannya kaum muda dalam panggung politik kali ini juga akan memberikan dampak lurus pada suara partai yang mengusung para caleg muda. Dengan kata lain, kehadiran kaum akan memunculkan agidium baru di dunia perpolitikan, muda menjual, muda pula yang membeli.Â
Apalagi saat ini kehadiran mereka didukung pula dengan realita bahwa kaum muda dilihat dari DPT, lebih banyak dari kaum tua dengan jumlah hampir setengah bagiannya. Hummm... Sebuah keuntungan pastinya untuk bisa mengalahkan kekuatan kaum tua dalam merebut hati masyarakat.
Belum lagi dengan kemasan isu dengan visi misi yang lebih kontekstual sudah pasti memberikan semacam harapan bagi kaum muda untuk terus berlari mengejar impiannya.Â
Iya kemasan isu dengan visi misi menjadi penting bagi kaum muda itu untuk mulai memberikan pencerahan kepada masyarakat kita untuk memilih orang jelas dengan tujuan yang jelas dan bukan memilih orang jelas namun tidak jelas tujuannya. Jangan kemudian menjadi caleg muda yang menebar pesona di sana sini tanpa punya sesuatu yang dijual.Â
Penting bagi kita menunjukkan diri kita berbeda. Jika sebelumnya caleg dipilih karena dia punya uang dan kuasa maka kini tibanya kaum muda untuk membalikkan realita ini dengan menjadi caleg yang dipilih karena kita kompeten, punya integritas diri kuat, dan punya visi yang jelas dalam membangun daerahnya dengan kerja yang jelas pula.
Tampilnya Kaum Muda Cermin Kedewasaan Politik Indonesia
Tulisan ini pun saya akhiri dengan konklusi sederhana bahwa kehadiran kaum muda di panggung perpolitikan Indonesia menunjukkan bahwa perkembangan perpolitikan di Indonesia sudah selangkah lebih maju dari sebelumnya. Jika sebelumnya kaum muda hanya dijadikan objek politik kini kaum muda sudah diberi ruang untuk menjadi subjek politik itu sendiri.Â
Mereka tidak lagi menjadi penonton tapi sudah jadi pemain. Kaum muda diberi ruang menentukan arah kebijakan pembangunan di daerahnya dengan pemikiran mereka yang lebih fresh dan kekinian.
Kini kita tinggal menunggu saja sepak terjang kaum muda itu sendiri dengan harapan nantinya mereka mampu menjadi obor yang terus menyala untuk menerangi akal dan hati masyarakat yang kelak jadi diwakilinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H