Mohon tunggu...
Dion
Dion Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tarif Terintegrasi DKI Jakarta Mulai Berlaku Efektif, JakLingko Memberikan Benefit bagi Indonesia

16 Agustus 2022   19:05 Diperbarui: 19 Agustus 2022   01:07 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Masyarakat kian dimudahkan, semakin nyaman, tarif lebih efisien dan terjangkau, dan yang paling penting perjalanan menjadi lebih cepat dan efektif. Operator juga bisa meningkatkan jumlah penumpang dan pendapatan, bisnis proses menjadi lebih efektif dan efisien dan transaksi nontuna (seamless transaction). Lalu apa yang diperoleh pemerintah? 

Sebagai regulator, pemerintah, khususnya Pemprov DKI Jakarta, merealisasikan kebijakan tarif tepat sasaran, mengurangi subsidi jangka panjang, data transportasi terpusat. Yang lebih penting adalah mengurangi kemacetan di DKI Jakarta serta memperbaiki kualitas udara di ibu kota.

Dengan berbagai benefit kebijakan tarif terintegrasi dari Pemprov DKI Jakarta ini, jumlah penumpang/pengguna transportasi umum massal akan semakin bertambah. Terjadi migrasi dari pengguna kendaraan pribadi ke moda transportasi umum sehingga akan menurunkan volume kendaraan. Penurunan volume kendaraan akan mengurangi kemacetan sekaligus menurunkan emisi gas buang dari kendaraan bermotor.

MRT dan LRT menggunakan bahan bakar listrik. Kemudian, bus Transjakarta juga menggunakan bahan bakar listrik, kendati belum seluruhnya. Namun, ke depan Pemprov DKI Jakarta berkomitmen untuk terus menambah bus listrik.

Elektrifikasi kendaraan ini akan memberikan benefit luar biasa bagi Indonesia. Mendukung target penurunan emisi karbon, mengurangi impor minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM), serta menyelamatkan devisa negara.

Selanjutnya, Pemprov DKI perlu terus menyempurnakan lagi tarif terintegrasi untuk seluruh moda transportasi massal di Jakarta termasuk mikrotrans, Railink, dan KAI Commuter (KRL).

Semoga ikhtiar Gubernur DKI untuk mendorong migrasi pengguna kendaraan pribadi (private transportation) ke moda transportasi massal (public transportion) terwujud. Pada 2019, pengguna kendaraan pribadi sangat mendominasi, yaitu 75%, sedangkan pengguna transportasi publik hanya 25%. Ditargetkan pada 2029 bisa berbalik arah, transportasi publik 60% dan kendaraan pribadi 40%.

Semoga kebijakan tarif integrasi oleh Pemprov DKI Jakarta semakin membuat nyaman dan efisien bagi para pengguna transportasi public.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun