Mohon tunggu...
Dion
Dion Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menengok Proyek 942, Waduk Lebak Bulus, Mereduksi Banjir, Mengusung Ruang Terbuka & Kearifan Lokal

12 Agustus 2022   08:13 Diperbarui: 12 Agustus 2022   08:25 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Terletak di sebelah selatan Jl. Lebak Bulus I, sebelah barat Jalan RS Fatmawati, dan tidak jauh dari Kali Grogol, nampak hamparan lahan luas dengan beberapa truk pengangkut tanah dan beberapa alat berat. Lahan seluas 3,8 hektare (ha) yang terletak di RT 014 RW 04, Jalan Lebak Bulus V, Kelurahan Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan yang sedang dibangun waduk, yaitu Waduk Lebak Bulus.

Di pintu masuk proyek terdapat papan informasi yang menyebutkan nama kegiatan Pembangunan Waduk dan Penampung Air Lainnya. Di papan itu juga terdapat informasi nama kontraktor KSO Abipraya - Duta - Rancang dan tanggal kontrak 5 November 2021.

Waduk Lebak Bulus menjadi bagian dari program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 2022 dalam mengendalikan banjir, yaitu melalui pembangunan/rehabilitasi 9 unit polder, 4 waduk, dan Pembangunan/Peningkatan Kapasitas Sungai/Kali Besar dan Sodetan Kanal Museum Bahari dan Pembangunan/Peningkatan Kapasitas Sungai/Kali Ciliwung Hilir Kawasan Pasar Baru. Program pembangunan/rehabilitasi 9 polder, 4 waduk, dan 2 sungai itu disebut dengan Program 942.

Adie Widodo, Staf Pengendali Banjir Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta, menjelaskan bahwa pembangunan Waduk Lebak Bulus bertujuan sebagai flood plain untuk mereduksi banjir pada sistem aliran Kali Grogol sekaligus menampung air hujan dari wilayah sekitarnya dan bantaran Kali Grogol. Waduk ini didesain mampu menampung luapan Kali Grogol ketika curah hujan maksimal 200 mm.

Ikhtiar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam membangun Waduk Lebak Bulus diharapkan mampu mengurangi banjir di beberapa wilayah yang dilalui Kali Grogol seperti Kelurahan Pondok Labu, Kelurahan Lebak Bulus, Kelurahan Pondok Pinang, Kelurahan Gandaria Selatan, Kelurahan Cilandak Barat, dan beberapa kelurahan di Kecamatan Kebayoran Baru dan Kebayoran Lama.

Tentu Anda masih ingat banjir pada akhir 2019 dan awal 2020, terutama di bantaran Kali Grogol seperti di perkampungan di belakang Mal Gandaria City, yang juga dilalui Kali Grogol, menjadi langganan banjir. Bahkan, hujan deras pada awal tahun 2020 yang mengguyur DKI Jakarta dan sekitarnya mengakibatkan genangan air di tol dalam kota. Hal ini disebabkan luapan air dari Kali Grogol.

KONSEP GREEN & BLUE

Tak sekadar mereduksi debit banjir, waduk ini juga mengusung konsep hijau dan biru (Green and Blue), pemanfaatan sebagai ruang publik serta etap menjaga kearifan lokal.

Fungsi utamanya tentu menampung luapan Kali Grogol sehingga mampu meminimalisir banjir di area sekitarnya, terutama pada saat musim hujan. Namun, waduk ini juga memiliki fungsi lainnya, yaitu sebagai ruang terbuka hijau dengan segala aksesorisnya yang mampu menjadi tempat menghirup udara segar sekaligus melepas penat dari kesibukan di Ibu Kota.

Riky Nurhapidin, Majaner Operaional PT Duta Rama, salah satu KSO Kontraktor yang mengerjakan proyek Waduk Lebak Bulus, mengatakan bahwa dari total luas area 3,8 ha, Waduk Lebak Bulus direncanakan memiliki luas 38.600 m2 dengan luas genangan 26.000 m2. Dengan ukuran tersebut, Waduk Lebak Bulus memiliki kapasitas air sebanyak 40.000 m3.

Menurutnya, dengan total luas area 38.600 m2 dan luas genangan 26.000 m2, masih tersisa ruang kosong yang akan digunakan sebagai ruang terbuka hijau (RTH), yaitu untuk taman, plaza entry, area publik, dan fungsi edukasi. Terdapat 2 plaza entrance di sisi selatan dan utara waduk. Kemudian dibangun jalan inspeksi sekaligus trek lari (jogging track) untuk warga sekitar atau para pengunjung yang ingin berolah raga dan melepas penat dari kesibukan sehari-hari.

"Selanjutnya akan dibangun jembatan di atas waduk yang membentang dari sisi utara ke selatan waduk sebagai penghubung pejalan kaki atau pesepeda. Selain itu, pengunjung dapat menikmati keindahan waduk dari sudut pandang yang lebih tinggi di jembatan tersebut," ujarnya saat menjelaskan proyek Waduk Lebak Bulus, Selasa (11/1/2022).

PROGRES PEMBANGUNAN

Berdasarkan pantauan Rabu (26 Juli 2022), area pembangunan Waduk Lebak Bulus masih dalam proses pengerjaan, terutama pengerukan lapisan tanah dengan alat-alat berat. Terlihat para pekerja dan alat berat sedang beraktivitas termasuk truk pengangkut tanah.

Sementara itu, berdasarkan informasi dari kontraktor, proses pembebasan lahan juga berjalan lancar. Warga di sekitar lokasi juga menyambut baik pembangunan waduk tersebut karena mampu mengatasi banjir di wilayahnya.

Setelah pengerjaan tahap awal, seperti design development, sosialisasi, survei, mobilisasi peralatan, dan pembersihan area kerja, kini kontraktor fokus menyelesaikan waduk di Jakarta Selatan ini. Selain membangun waduk, kontraktor juga membangun masjid di luar area waduk untuk keperluan ibadah warga sekitar.

Ada hal yang unik. Masih berdiri kokoh bangunan masjid di area yang akan dibangun waduk. Masjid itu masih tetap berdiri sampai kontraktor selesai membangun masjid baru di luar area waduk. Hal ini bertujuan agar aktivitas ibadah warga sekitar tidak terganggu dengan adanya pembangunan Waduk Lebak Bulus. Bahkan, desain masjid yang baru jauh lebih megah.

Selain itu, di tempat existing lahan yang akan dibangun waduk terdapat tempat pembuangan sampah (TPS). Oleh sebab itu, kontraktor juga merelokasi TPS tersebut.

Sementara itu, menurut Riky, proyek Waduk Lebak Bulus ditargetkan bisa selesai cepat, sehingga dapat berfungsi saat musim hujan tiba yang diproyeksikan mulai November 2022. Hal yang lebih penting, keberadaan waduk itu dapat bermanfaat bagi warga sekitarnya, terutama sebagai tempat ruang terbuka hijau.

Pada Kamis (28 Juli 2022), Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan meninjau pembangunan Waduk Lebak Bulus. Anies menargetkan pembangunan Waduk Lebak Bulus rampung pada akhir 2022. Menurutnya, progres sampai 11 Juli 2022 sudah mencapai hampir 50%.

Gubernur menegaskan bahwa proyek Waduk Lebak Bulus diupayakan selesai lebih cepat, yaitu pada Oktober tahun ini kendati targetnya pada akhir tahun.

SEJAK ZAMAN BELANDA

Banjir di Jakarta ternyata sudah terjadi sejak zaman dulu kala. Banjir Jakarta pada 1621 menjadi bencana pertama di era kekuasaan VOC di Nusantara, tepatnya pada masa kepemimpinan Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen. Saat itu banyak rumah warga yang terbuat dari kayu sehingga mudah hanyut ketika banjir melanda Batavia. Struktur jalannya pun masih belum beraspal sehingga sangat sulit untuk dilalui sepeda atau dokar.

Sebenarnya, Belanda sudah pernah membangun kanal sejak 2 tahun sebelum bencana banjir ini terjadi. Namun, usahanya gagal karena Belanda tidak mengetahui letak geografis dan struktur topografi Jakarta kala itu. Saat itu, sebagian besar daerah Batavia masih berupa rawa dan hutan liar, sehingga sering tergenang banjir dari air beberapa sungai, terutama Kali Ciliwung yang meluap saat hujan deras.

Melihat sejarah itu, Jakarta tak pernah lepas dari bencana banjir. Bahkan, berdasarkan analisis risiko bencana yang dilakukan oleh BPBD Provinsi DKI Jakarta, salah satu ancaman bencana yang dihadapi oleh warga Jakarta adalah banjir.

Di sisi lain, banjir sering disebabkan luapan sungai. Apalagi ada sekitar 13 sungai yang melintasi DKI yang bermuara di Teluk Jakarta dan dapat meluap apabila terjadi hujan dengan curah tinggi.

Tentu keberadaan Waduk Lebak Bulus akan mampu meminimalisir banjir, khususnya di wilayah selatan Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun