Mohon tunggu...
kazimi yu
kazimi yu Mohon Tunggu... WRITER AND ENTERPRENEUR -

Jemari dan ujung penaku adalah satu-satunya cara untuk mendekapmu ketika rinduku sudah membuncah...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hamburg: Daun Maple di Ujung Sepatu Boot

24 Juli 2016   20:45 Diperbarui: 25 Juli 2016   13:10 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ku cintai autumn  dengan segala kesederhanaannya

Pernahkah kau tahu tentang mitos daun maple?

Ya, maple adalah daun yang konon di kenal banyak orang mampu membuat orang merasa bahagia dan damai ketika orang tersebut melihatnya..dan begitulah aku, aku hanya ingin membuat orang lain bahagia entah itu dengan cara apapun.

Dan tahukah kau mengapa aku ingin menjadi pohon ? Karena pohon adalah sesuatu yang tidak akan mudah untuk berpindah, dan dari inilah kemudian aku memiliki prinsip, ideologi dan filosofi yang serupa.

Aku ingin menjadi pohon maple .

Pohon yang melambangkan sebuah kesetiaan, kelak ketika aku jatuh cinta suatu hari nanti akupun tidak akan mudah berpindah ke lain hati meski dia yang aku cintai pergi entah tidak perduli seberapa lama namun aku tetap akan menjadi sebatang pohon yang tegak berdiri menunggunya di tempat yang sama dan dengan perasaan yang sama.

waiting
waiting
Hamburg bukan hanya kota di mana jejak impianku mulai lahir...penolakan demi penolakan akan karya-karyaku tidak cukup satu lembar bahkan berlembar-lembar...di lempar, di robek, di buang ke tong sampah itu hampir menjadi makanan tiap hari

Bukan hanya sekedar mengandung tulisan kemudian di tulis akan tetapi proses melahirkan dan mengantarkan sebuah karya itu adalah perjuangan yang luar biasa

"Di mana ruh tulisan ini !!? "

Bentakan itu menyadarkanku...ya ruh atau jiwa dalam tulisanku mati hanya karena kesombongan sesaatku...aku tinggalkan ruh dan hanya aku kejar sebuah nilai kuantitas tanpa kulihat kualitas dalam tulisan yang aku lahirkan, tamparan yang menohok ulu hatiku

Kupunguti berkas-berkas portofolio script naskah tulisan yang berceceran di lantai buram, ku tahan isak tangis yang hampir pecah dan menggantung di pelupuk mata...gigiku bergemeretak menahan rasa ego dan amarah...namun aku sadar ini adalah awal perjuanganku untuk menjadi seorang writer.

Kembali maple mengajariku untuk lebih setia, setia dalam segala hal yang sudah aku putuskan, dan inilah dedikasiku untuk menjadi seorang pemenang...bukan karena aroganku, kesombonganku tetapi karena Hamburg menjelmaku untuk menjadi singa dan maple mengajariku untuk menjadi setia 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun