" Nachmittag..."Â Â
Lepas sapaku sambil tak lupa tersungging manis kepada sosok setengah tua yang membantuku membuka pintu Potton...rontokan salju aku kibas-kibaskan dari bahuku, coat yang ku pakai terasa lembab dan berat...winter selalu menyakitiku, menyusup di antara belulang yang remuk akan hempasan keras 5 tahun yang lalu hingga platina yang menancap di selal-sela daging seolah menyayat setiap akan melakukan gerakanÂ
salju rontokÂ
Meski ku rindui daun jati kering yang luruhÂ
Namun hanya kembali salju yang rontokÂ
Demi sepiring weisswurst dan aku takut mati
Akhirnya berakhirlah aku di sini sebagai waiters dan penyaji makanan siap saji
Hanya se-mug kopi hangat tiap senja beranjak pergi akhirnya berakhirlah aku di sini
Di balik meja bartender panjang yang tak kunjung berakhirÂ
Di balik celemek biru donker, di balik gelas-gelas kristal...ya,semua ini demi selembar kertas pengakuan diri dan sepiring weisswurst juga se-mug kopi hitam di setiap senja beranjak akan pergi
Semua hal tidak mudah, selalu ada harga yang akan kita bayar mahal untuk sebuah kesuksesan...meninggalkan negeri dimana buaian ibu selalu terbayang di pelupuk mata, hangat suara buya yang kerap meninabobokan, apakah akan terlewati menuju tahun ke 2 ini.