Mohon tunggu...
kazimi yu
kazimi yu Mohon Tunggu... WRITER AND ENTERPRENEUR -

Jemari dan ujung penaku adalah satu-satunya cara untuk mendekapmu ketika rinduku sudah membuncah...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hamburg: Waktu di Gagang Pintu

13 Juli 2016   00:17 Diperbarui: 13 Juli 2016   06:55 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="belajar menjadi orang Jerman"]

[/caption]Belajar untuk menjadi orang Jerman adalah pilihan yang tidak bisa di tolak, belajar disiplin menggunakan waktu dan akupun mulai menata waktuku setiap kali akan melakukan aktivitas, semua aku rancang itinerary waktu yang akurat dan ini aku sudah mulai terapkan.

Orang Jerman bukan kejam, mereka hanya sungguh menghargai waktu dan ini aku pelajari, semua bermula dengan ada di ujung pintu misal ; pintu kereta akan tertutup tepat wakti sehingga yang terlambat naik akan di tinggalkan.

Begitu halnya pintu supermarket yang akan tertutup tepat waktu dan tidak akan ada pengunjung yang bisa keluar masuk semaunya, bahkan ini berlaku di kampus aku, ada seorang profesor yang pintu ruangannya tidak bisa di buka dari luar sehingga mahasiswanya yang terlambat tidak akan bisa masuk.

Jerman identik dengan Time is money

Masyarakat Jerman sangat menghargai waktu bahkan hampir Institusi yang melayani kepentingan publik menerapkan system " Appoitment system " jadi tidak ada pelayanan dadakan, semua harus membuat janji ketika akan meminta jasa pelayanan baik itu asuransi,dokter praktek,kantor imigrasi dan beberapa kantor pelayanan lain.

Jadi jangan sekali-kali membuat janji tapi tidak di tepati karena konsuekensinya selain ada beberapa institusi yang menerapkan denda juga sanksi keduanya tidak akan di layani dengan baik...sungguh ini sangat bertolak belakang dengan Indonesia.

Dunia tanpa menunggu...haruskah kita coba managemen waktu ini bagi Indonesia...semua itu bermula dari pribadi kita, yaitu meletakan waktu di gagang pintu karena kita jangan pernah heran jika wakti kerja orang Jerman sedikit tetapi produktivitas yang di hasilkan sangat besar.

Satu persatu pengunjung hilir mudik datang dan pergi meninggalkan cafe, dan waktu terus bergulir...semua ingatan ini hanya untuk sebuah mimpi dari sekian ribuan keinginan di dalam isi kepala...Tuhan memang ini tidak mudah, hidup jauh di negeri orang, namun aku yakin dengan kekuatan doa dan kehendakMu. Bahwa semua akan terlewati

never ever lose hope in attining your dreams, if not what you wish for, God will give you berter options

lernen
lernen

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun