Mohon tunggu...
kazimi yu
kazimi yu Mohon Tunggu... WRITER AND ENTERPRENEUR -

Jemari dan ujung penaku adalah satu-satunya cara untuk mendekapmu ketika rinduku sudah membuncah...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Geliat Manja Maroko

21 Juni 2016   09:52 Diperbarui: 21 Juni 2016   10:17 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ukuran sosisnya lucu jadi ingat jari
ukuran sosisnya lucu jadi ingat jari
Photo di atas adalah makan siang kami yang terlambat, makanan Maroko cukup eksotis di lidah...aroma renyah kering dan lembut juga kuatnya suasana western ke timur tengahan begitu mendominasi di lidah

Setelah perut terisi dengan cukup kami mulai menatap Casablanca dengan cermat, kota yang begitu bersih dan cantik...Maroko sungguh berupaya besar untuk menciptakan surga bagi wisatawan 

masjid Hasan II
masjid Hasan II
wajah casablanca yang bersih dan aman
wajah casablanca yang bersih dan aman
teko antik
teko antik
plage ain diab di casablanca
plage ain diab di casablanca
Setelah puas mengelilingi Casablanca kami kembali ke hotel untuk beristirahat karena jadwal besok kami akan melihat Marrakech...

ini adalah sebuah negeri yang indah di mana matahari tidak pernah benar-benar tidur untuk dirinya...goresan penaku terus menggeliat menuliskan tentang kemanjaan Maroko diatas lembaran-lembaran kertas, Tuhan Engaku Maha asyik dengan segala candaan-Mu dari Kau hadirkan tertawa, derai air mata hingga senyum terdiamku karena semua hal yang telah Engkau rencanakan untukku

tepat pukul 3 sore hari kami meninggalkan Casablanca dan menuju Makkarech dengan menggunakan kereta api... tiba di Makkarech pukul 8 malam hari dan Makkarech begitu cantik dengan cahaya bulan dan lampu-lampu...satu hal lagi dinding bangunan di Makkarech hampir keseluruhan berwarna jingga seperti pantulan matahari, kehidupan malam di Makkarech begitu ramai karena banyak bazar atau pasar rakyat

sandal khas maroko
sandal khas maroko
pasar di Makkarech
pasar di Makkarech
dinner ala marokoan
dinner ala marokoan
Jejak maroko tidak akan pernah cukup untuk tintaku setiap sudut Maroko begitu memanjakan mataku 

Tuhan selalu memberikan yang terbaik di setiap episode mungkin akan terlihat istimewa dan luar biasa mewah di mata orang lain akan tetapi satu hal yang pernah aku alami semua denyut perjalananku dulu tidak pernah lepas dari apa itu namanya air mata dan jerih pengorbanan...semua itu proses yang sangat panjang bahkan kerap aku berpikir untuk menyerah putus asa...akan tetapi karena sebuah goal di mana kesuksesan bisa kita genggam jika kita yakin dengan kemampuan diri kita

menatap maghribi yang tidak pernah mati
menatap maghribi yang tidak pernah mati
Akhirnya harus ada jeda untuk Maghribiku...menatap matahari yang terlihat jengah untuk menghilang, perlahan ku bisikan pada sepoi angin padang pasir " Tuhan, kelak aku akan kembali lagi di sini...menuliskan jejak pena dengan lebih indah lagi...aroma tanah airku begitu menggodaku, jerit suara buah hatiku kembali menyeruakan kerinduan...tetap sepi itu adalah menyakitkan...dan keluarga adalah tempat kembaliku untuk berpulang...

Di catatan akhirku...kopi Maroko cukup mengobati sepiku...salam

kopi maroko di buat dari rebusan susu sapi di campur kopi khas maroko...hmmm mantap
kopi maroko di buat dari rebusan susu sapi di campur kopi khas maroko...hmmm mantap
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun