Mohon tunggu...
kazimi yu
kazimi yu Mohon Tunggu... WRITER AND ENTERPRENEUR -

Jemari dan ujung penaku adalah satu-satunya cara untuk mendekapmu ketika rinduku sudah membuncah...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tumbukan Rasa

19 Juni 2016   07:40 Diperbarui: 19 Juni 2016   08:59 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

harmonis terasa 

Hingga terasa jauh memasuki medan elektron dan proton

Melewati nukleus

Menembus ikatan gluon dan quark

Bahkan mengacuhkan vibration sekalipun 

Di siksa kerinduan...

Tanpa memperdulikan teori ketidakpastian schodinger

Aku memilih semua probabilitas

Super position yang tersedia

Ku jelajahi gugusan alam semesta

Pararel yang tidak terhitung jumlahnya

Ku renangi aliran sungai ilusi masa depan dan masa lalu yang menipu indera dan rasa

Hanya bermodalkan cinta

Tanpa memperdulikan batasan kecepatan cahaya yang yang telah diatur oleh Einstein

Aku melesat terbang bersama partikel tacyon menuju inti galaksi terjauh 

Memasuki blachole 

Menembus warmhole

Mengarungi hyperspice

Hanya karena dorongan rasa kenyataan bahwa pada umumnya manusia hanya mampu menggunakan 3% dari keseluruhan kapasitas otaknya

Kuselaraskan gelombang pikiran dan jiwa 

Hingga hening di dataran frekuensi alpha

Sampai tenggelam di frekuensi tetha

Mengantarkanku lupa akan diri,ruang,waktu di kemutlakan frekuensi delta

Tak kuasa ku bendung air mata ini

Saat aku melihat dengan mata batin ini engkau berdiri di ujung sana dengan tersenyum...

Rasa itu adalah naluri dasar semua makhluk hidup, di mana terkadang selalu datang terlambat ketika hadir untuk di yakini

Meski bentangan waku dan jarak memisahkan namun jika rasa telah merasuki maka akan mampu memporak porandakan semua tatanan yang sudah tertata rapi , karena sebuah rasa sesunghuhnya sama dengan inti partikel yang tidak akan pernah mungkin tergenggam utuh

Rasa ini begitu berbeda dengan naluri lidah ketika mengecap sebuah rasa akan mengatakan ke sistem otak kemudian di hantarkan menuju mulut dan di ucapkan dengan sebutan manis,pahit atau asam...

Karena rasa ini mampu membuat sekujur tubuh akan gemetar karena sebuah arti kerinduan hingga menyakitkan

Namun, di ujung rasaku yang kunikmati kini aku hanya sedikit akan mengatakan terimakasih untuk sebuah rasa yang telah menuntunku meski dalam diammu,dalam angkuh dan kesombonganmu namun sesungguhnya porak porandalah pertahananku...

[caption caption="episode rasa..."][/caption]

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun