Atambua dahulu di tahun 2000 adalah sebuah kota yang di kenal sebagai tempat penampungan dari orang-orang korban pengngungsian Timor-Timor merdeka.
Medan yang amat melelahkan karena jalanan tidak semulus di pulau Jawa bahkan berkelok kelok aku sempat beberapa kali harus mengeluarkan semua isi perutku, rasanya ingin menyerah saja, dan satu hal lagi cuaca di Atambua ketika musim panas dia akan panas sekali tetapi jika musim angin Australia wooow sungguh dingin, namun semua itu terobati ketika mata di suguhkan pemandangan yang amat eksotis, Atambua masih begitu perawan, jemari-jemari ku tidak berhenti mengabadikan setiap momen dan senyum untuk tulisan-tulisanku.
Pokoknya kita bisa ajeb-ajeb sampai pusing pala beta hehehe, dan yang buat aku miris nasib perputaran uang disini begitu memprihatinkan, kenapa aku bilang seperti itu karena setiap aku membayar sesuatu aku selalu mendapatkan uang kembalian yang kucel dan kotor dekil sekali aku sendiri heran kenapa bisa begitu...kecuali yang baru keluar dari ATM, nasib uang itu habis fashion dari mana gitu...
NTT memang negeri yang tertinggal namun aku yakin pemerataan akan berjalan, dan hanya putra-putri dari Timorlah yang memiliki kesempatan besar untuk membangun negerinya
Kaca mataku juga di manjakan oleh laut yang begitu perawan
Atambua banyak mengajarkanku arti itu perbedaan dan arti persaudaraan, tidak ada perbedaan warna kulit dan kedudukan, kita semua sama dan lahir di tanah Indonesia.