Tindakan ini pun viral dan menuai berbagai reaksi beberapa kalangan. Ada yang mendukung tindakan mereka, tapi tentu saja tak sedikit yang mengecam karena dinilai tidak sensitif terhadap permasalahan yang sebenarnya yakni isu lintas gender yang timpang—alih-alih malah mengorbankan ibu hamil dengan mengatasnamakan alasan bahwa laki-laki pun perlu didengar suaranya—yang oleh mereka dinarasikan dengan perubahan dan perbaikan kehidupan yang diperoleh perempuan sangat merugikan laki-laki, cenderung membuat mereka (para laki-laki Korea Selatan) frustrasi dan bahkan bunuh diri.
Menyoal bunuh diri pada laki-laki, negara Korea Selatan memang mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yang oleh anggota Dewan Kota Seoul, Kim Ki-duck, dikatakan hal itu terjadi karena peran perempuan di Korea sudah terlalu mendominasi.
Meskipun Kim Ki-duck telah memberikan klarifikasi bahwa apa yang diucapkannya adalah murni pendapatnya sebagai individu tapi tetap saja apa yang diucapkannya tidak mampu mengaburkan kenyataan bahwa pemerintah Korea Selatan pun masih jauh panggang dari api untuk menyelesaikan berbagai ketimpangan gender yang menimpa banyak perempuan di sana.Â
Klimaks dari tekanan itu membuat para perempuan di Korea Selatan memilih 'melawan'—memilih untuk mengedukasi diri agar menambah kualitas diri mereka. Edukasi-edukasi itu salah satunya membaca buku termasuk buku-buku yang mengangkat isu-isu gender, terutama yang memposisikan ketidakadilan yang menimpa perempuan.Â
Betapa dahsyatnya kekuatan sebuah buku bacaan yang mampu menimbulkan gelombang protes besar-besaran.
—
Dengan perilaku para laki-laki Korea Selatan yang cenderung misogini, tak heran para perempuan di Korea Selatan bertindak demikian;Â
alih-alih mengoreksi sistem di masyarakat yang "mengeksploitasi" perempuan, alangkah lebih baik jika melihat perempuan sebagai manusia utuh yang SAMA kedudukannya dengan laki-laki di berbagai aspek kehidupan seperti memperoleh pendidikan yang setara, kesempatan kerja (dengan upah kerja yang layak tanpa memandang status gender atau jenis kelamin, mengerjakan kerja-kerja domestik rumah tangga bersamaan, menerapkan kerja sama dalam pengasuhan, tidak manipulatif, dan lain sebagainya.
—
Han Kang hanyalah satu di antara mereka yang secara sadar menyuarakan ketidakadilan dari perspektif perempuan;