Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer, Media Freelancer

Best in Opinion Nominee of Kompasiana Awards 2021 dan 2024 | Peduli menyoal isu-isu terkini terutama sosial-budaya dan gender | Verba Volant Scripta Manent | Kerja sama: kazena.krista@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kompasiana Awards 2024: Ucapan Terima Kasih Saat Pelantikan Nakhoda Baru Indonesia

20 Oktober 2024   15:04 Diperbarui: 30 Oktober 2024   22:35 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar proses  periode awarding Kompasiana Award 2024 (Source Kompasiana.com)

Tangkapan layar proses  periode awarding Kompasiana Award 2024 (Source Kompasiana.com)
Tangkapan layar proses  periode awarding Kompasiana Award 2024 (Source Kompasiana.com)

Meski saya tidak tahu apa alasan yang melatarbelakangi sesama Kompasianer atau tim redaksi mencalonkan saya, sejujurnya saya masih agak aneh alih-alih dikatakan berat hati menerima pencalonan ini. 

Bukan apa-apa, perjalanan saya menulis di Kompasiana tahun ini tidak bisa dikatakan bagus rekam jejaknya—saya memulainya tepat di momentum Hari Anak Nasional 2024, 23 Juli yang lalu;

satu semester tanpa jejak tulisan apapun—dan memulainya justru nyaris di ujung bulan Juli dan nyaris sebulan setelah satu semester absen. Bahkan tulisan ini menjadi tulisan pertama saya di bulan Oktober karena saya ada deadline lain pula yang mesti saya kerjakan (yang menyebabkan saya terlihat tidak "setor" tulisan di Kompasiana).

Malu? Tentu saja.

Saya rasa banyak Kompasianer lain yang jauh lebih layak—atau mungkin ada beberapa Kompasianer yang kadung nyinyir terhadap saya karena ini.
Sumimasen...

—

Saya penasaran. Jika parameter penilaiannya adalah kuantitas dan kualitas tulisan, saya tidak memegang kuantitas meski kualitas bisa dikatakan tergantung para pembaca dan tim redaksi Kompasiana yang membaca tulisan saya.

Sepanjang tahun ini saya baru membukukan 30 tulisan (sudah termasuk dengan tulisan ini) dengan 25 headline dengan 4 artikel sisanya masuk kategori highlight.

Sementara Kompasianer yang lain mungkin lebih dari itu jumlah tulisannya. Bukankah rekam jejak tulisan adalah bukti konkret?

Bobot dan topik tulisan kah yang jadi acuan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun