Dan menyoal kontrasepsi, mungkin hanya segelintir laki-laki yang ikut andil—atau sebagian malah tidak pernah bertanya bagaimana pengalaman pasangannya selama menggunakan alat kontrasepsi (alat KB) hanya karena (konstruksi budaya) merasa penggunaan KB itu memang tugas perempuan!Â
Boro-boro vasektomi, memakai kondom saja ogah hanya karena anggapan tidak "enak"; semua semata-mata demi kesenangan diri sendiri.Â
Paradoks bagi perempuan.Â
Belum selesai dengan pertentangannya di antara kaum manusia yang katanya mengedepankan logika, keraguan lain muncul dari perempuan itu sendiri.Â
Perempuan tidak ingin pasangannya vasektomi karena takut pasangannya selingkuh tanpa ketahuan sehingga pada akhirnya penggunaan kontrasepsi "ditelan sendiri".Â
Bagaimana jika dilihat dari sisi yang lain: vasektomi bisa jadi parameter untuk menguji kesetiaan seorang laki-laki hanya pada satu pasangan saja—meski tidak sampai ke situ cara berpikirnya.Â
Vasektomi mungkin bisa mencegah kehamilan tapi tidak membuat laki-laki KEBAL terhadap risiko penyakit seksual berbahaya.
***
Pada akhirnya, vasektomi adalah prosedur yang bisa diambil oleh pasangan jika ingin mencegah kehamilan;Â
dan jika memang belum yakin untuk melakukan vasektomi, pertanyaannya adalah: bisakah benar-benar memastikan ikut andil sebagai pasangan yang setara (tidak timpang) dalam pengasuhan bersama kalau kelak terjadi kehamilan—sekalipun kedua belah pihak telah sama-sama menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya?Â
Sila pikir baik-baik.Â
Tabik.Â