Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer, Media Freelancer

Best in Opinion Nominee of Kompasiana Award 2021 | Peduli menyoal isu-isu terkini terutama sosial-budaya dan gender | Verba Volant Scripta Manent |

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Praktik Eufemisme yang Tak Lekang Oleh Masa dan Kita Memakluminya

9 September 2024   19:25 Diperbarui: 10 September 2024   07:31 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eufemisme mengganti kata yang dinilai kasar dengan menghaluskan maknanya. (Sumber: Kompas.id)

Lagipula, sebagai sesuatu yang sudah menjadi budaya, sulit rasanya untuk mengubahnya. Apalagi di tengah masyarakat kita yang terkadang membolehkan segala sesuatu dilakukan (permisif). 

Baca juga:

Simalakama Budaya Jalan Kaki di Indonesia

Tapi, untuk beberapa hal sebaiknya eufimisme ini TIDAK DIGUNAKAN. Katakan saja apa adanya tanpa perlu diperhalus agar apa yang perlu dinyatakan secara gamblang—ya gamblang sekalian. 

Karena tidak semua peristiwa dan perbuatan pantas dimaklumi atau mendapat toleransi.

Tabik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun