Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Fotografer

Best in Opinion Nominee Kompasiana Award 2021 | Peduli menyoal isu sosial-budaya dan gender | Kontak: kazena.krista@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perjalanan Apostolik Paus Fransiskus dan Makna Pidatonya yang Mencuri Perhatian

5 September 2024   20:46 Diperbarui: 5 September 2024   21:01 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paus Fransiskus (Sumber Instagram @Franciscus via Kompas.com) 

#1

Paus Fransiskus menjadi Paus ketiga negara Vatikan yang mengunjungi Indonesia.

Sumber beberapa media mencatat, Paus Paulus VI melakukan hal yang sama dengan mengunjungi Indonesia pada tahun 1970 dan Paus Yohanes Paulus II pada Oktober 1989. 

Seorang kepala negara mengunjungi sebuah negara, mungkin terdengar lazim. Tapi, jika seorang Paus yang melakukannya, itu beda cerita. 

Baca juga:

Menyelami Makna Adagium "Vox Populi Vox Dei"

Kunjungan seorang Paus bukan kunjungan orang biasa; yang datang adalah seorang kepala negara sekaligus seorang pemimpin tertinggi dari salah satu agama terbanyak di dunia.

Kunjungannya pun disebut sebagai perjalanan Apostolik atau perjalanan kerasulan (baca: yang dapat ditinjau dari dua sisi yakni sisi spiritual karena dilakukan untuk bertemu umat seiman Katolik di negara-negara yang dikunjungi dan sisi kenegaraan yang membawa visi perdamaian dunia karena mengandung nilai-nilai kemanusiaan). 

#2

Sudah terlalu banyak narasi atas kunjungan lawatan apostolik Paus Fransiskus ini; yang menggambarkan betapa ia adalah sosok yang sederhana: terbang hanya dengan pesawat komersil maskapai penerbangan Italia bukan pesawat Kepresidenan, dijemput hanya dengan Innova Zenix bukan Mercy, hingga sepatu yang mulai terlihat tua dan jam tangan dengan tampilan sederhana. 

Laku hidup yang dijalani Paus Fransiskus benar-benar meneladani Santo Fransiskus dari Asisi (1181-1126 M); sekaligus dapat menjadi "pilihan" lain yang tak biasa bagi para pemimpin dunia untuk melakukan tugas-tugas kenegaraannya.

Sekali lagi, jangan lupakan, Paus Katolik juga adalah seorang kepala negara; Kepala tertinggi dari negara Takhta Suci Vatikan. 

#3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun